SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya menyelenggarakan Konferensi Cabang (Konfercab) ke XXII mengusung tema Amplifikasi Marhaenisme.
Agenda Konfercab GMNI Surabaya ini berlangsung pada hari Sabtu, 25 Maret 2023 hingga Minggu 26 Maret 2023, bertempat di Balai Pemuda.
Ketua DPC GMNI Surabaya Refi Achmad Zuhair, menjelaskan Konfercab merupakan agenda wajib dua tahunan GMNI untuk melakukan evaluasi dan menggagas apa yang harus GMNI kerjakan ke depan, serta akan ada pemilihan Ketua baru.
“Untuk GMNI Surabaya, Konfercab tidak hanya semata pemilihan ketua baru. Tapi bagaimana kami melakukan evaluasi, agar menghasilkan gagasan-gagasan untuk GMNI yang lebih progresif,” pesan Refi, panggilan karibnya, sewaktu memberikan sambutan.
Ia mengingatkan semangat terselenggaranya Konfercab yakni Surabaya dapur nasionalisme dan di Surabaya juga GMNI dilahirkan.
“Surabaya identik dengan perjuangan panjang Bangsa Indonesia dalam menempuh dan mempertahankan kemerdekaan,” serunya disambut tepuk tangan meriah undangan yang hadir.
Mahasiswa Ilmu Politik Unair tersebut berpesan kepada seluruh kader GMNI Surabaya untuk terus meningkatkan taraf keilmuan, skill dan ketajaman analisis untuk bisa diabdikan kepada kaum Marhaen. Terlebih papar Revi, kini dan nanti, tantangan yang dihadapi Bangsa Indonesia cukup berat.
Selain itu, ia juga menyinggung internal GMNI yang dinilai kini sedang tidak baik-baik saja karena sedang terdapat dinamika.
“Jangan terbuai dengan dinamika internal GMNI. Fokus ke pengabdian, kerja kerakyatan. Karena GMNI lahir dari rakyat, terus berjuang untuk dan bersama rakyat,” harapnya menutup sambutan.
Sementara itu, Achmad Hidayat mewakili Wawali Surabaya, Armudji yang berhalangan hadir meminta kader GMNI dapat bersamaan untuk bagaimana caranya membawa Kota Surabaya lebih sejahtera lagi.
“Kami sering mendapat laporan jika kawan-kawan GMNI Kota Surabaya aktif berkegiatan. Hal semacam itulah yang kita inginkan melakukan kerja kerakyatan yang bercorak Marhaenis,” pintanya.
Achmad Hidayat menghimbau kader GMNI Surabaya untuk fokus pada visi dan misi dan jangan berebut posisi. Ia menambahkan seperti yang sudah dilakukan GMNI Surabaya yakni aktif melakukan pendampingan program beasiswa bagi warga Surabaya yang kurang mampu agar bisa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT).
“Kawan-kawan GMNI bisa hadir di kampung-kampung untuk memberikan pendampingan terhadap wong cilik seperti akses teknologi dan pendidikan,” harapnya.
Menurutnya, besar harapan GMNI memiliki fungsi kontrol dan sebagai agen perubahan untuk bergerak bersama mewujudkan kesejahteraan masyarakat Surabaya.
“Dalam konfercab tidak hanya terpilih pengurus baru, tetapi juga kaya ide, gagasan dan kerja kerakyatan bagi masyarakat Surabaya,” pungkasnya.
Sedangkan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP GMNI, Sujahri Somar menyatakan substansi dari Konfercab ini ada pada sidang-sidang Komisi nanti.
“Bagaimana teman-teman nanti merekomendasikan kebijakan-kebijakan organisasi untuk dua tahun kedepan,” terang Bung Somar, sapaan populernya.
Bung Somar juga menginstruksikan teman-teman GMNI harus masuk atau kembali ke kampus. Kemudian sambungnya, sebagai organisasi perjuangan, GMNI diwajibkan punya basis.
“Artinya teman-teman GMNI Surabaya punya wilayah binaan dalam rangka mengawal kelompok Marhaen seperti petani dan nelayan dan berfungsi sebagai kontrol Pemerintahan yang ada di Surabaya,” tandasnya.
Ia menggaris bawahi bahwasanya GMNI lahir dari rakyat dan harus bersama-sama untuk rakyat. Karena itu, Bung Somar meminta kader GMNI Surabaya harus turun ke bawah melihat situasi dan problem di Kota Surabaya seperti apa dan ikut serta mencarikan solusi.
“Selain itu tetap berperan mengkontrol dan mengkritik kebijakan Pemerintah yang ada di Surabaya,” tegasnya.