KEPRI, RadarBangsa.co.id – Gubernur H. Ansar Ahmad sangat mengapresiasi kunjungan langsung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan jajarannya di Kepri. Di lapangan, Kemenhub melihat betapa besarnya potensi bisnis maritim di Kepulauan Riau.
“Kita bisa mengeksploitasi secara optimal hal tersebut ketika kita menjalin kerja sama yang baik. Maka saya sangat berterima kasih Pak Menteri yang dapat secara terbuka membahas hal tersebut bersama Pemerintah daerah,” ujar Gubernur Ansar saat mendampingi Menteri Budi mengunjungi lokasi Ship to Ship (STS) di Pulau Nipah Batam, Sabtu (1/5).
Gubernur Ansar kemudian menyampaikan bahwa menjaga competitiveness agar lebih baik adalah hal terpenting. Baik dari sisi tarif maupun manajemen pengelolaan dan pelayanan.
“Maka saya akan terus bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk membicarakan hambatan-hambatan yang mungkin akan ditemui oleh para pengusaha yang bergerak di bidang ini. Bagi saya tentunya adalah jaminan layanan perizinan dapat diberikan dengan baik. Maka saya sedang mengadakan pola pendekatan sistem,” kata Gubernur Ansar.
Jika sistem dan sub sistem bekerja dengan baik, Gubernur Ansar yakin bukan hanya bisnis STS saja yang akan dapat dikejar, tapi bisnis yang lain seperti kebutuhan logistik kapal-kapal yang melewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I.
“Kita punya Badan Usaha Pelabuhan yang tentu akan kita optimalkan karena kita ingin ada percepatan pembangunan di Kepri untuk memperkuat fiskal”, ungkapnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Gubernur Ansar mengunjungi Pulau Nipah untuk memastikan bahwa pulau-pulau terluar NKRI di manage dengan baik. Seperti diketahui Pulau Nipah adalah salah satu pulau terluar di Indonesia yang relatif dekat dengan Singapura dan Malaysia.
“Kita juga menjadikan Nipah sebagai suatu pulau dengan pemikiran berbasis ekonomi. Kami dan Pak Gubernur sepakat untuk meningkatkan competitiveness untuk seluruh wilayah Batam, Karimun, dan Bintan tetapi secara khusus di Nipah ini harus di manage dengan baik,” kata Menteri Budi.
Kemudian Menteri Budi mengungkapkan bahwa STS menjadi bisnis yang luar biasa yang menjadi merger dari bisnis yang ada di Singapura dan Malaysia. Pihaknya akan menyelaraskan tentang penarifan agar memiliki kemampuan daya saing dengan negara tetangga.
“Ada fungsi-fungsi lain dari STS yang tentunya memiliki nilai ekonomis. Itu sudah kita tuangkan dalam suatu peraturan Kementerian Perhubungan yang secara rinci selalu dievaluasi. Dan sesuai dengan UU Cipta Kerja maka kita akan secara sistematis membuat daya saing Pulau Nipah ini lebih baik,” kata Menteri Budi.
Menteri Budi juga menegaskan akan menugaskan orang-orang terbaik yang ada di Kementerian Perhubungan yang memiliki pengalaman internasional sehingga tahu persis apa yang harus di improve di Pulau Nipah ini.
Berdasarkan press release PT. Asinusa Putra Sekawan, Pulau Nipah adalah pilot project pertahanan berbasis ekonomi bagi 3 kementerian yaitu Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Kementerian Pertahanan (Kemhan). Sebagai pilot project pertahanan berbasis ekonomi, Pulau Nipah juga sangat berpotensi untuk kegiatan usaha pengisian BBM kapal (bunkering).
PT Asinusa Putra Sekawan merupakan Badan Usaha Pelabuhan (BUP Asinusa) di Nipah Transit Anchorage Area (NTAA) yang terletak di Perairan Pulau Nipah. Sesuai ketentuan, aktivitas yang dapat diberikan Badan Usaha Pelabuhan melingkupi alih muat (ship to ship), pencucian kapal (tank cleaning), pencampuran bahan (blending), pengisian minyak atau air bersih (bunker), dan berlabuh jangkar sembari menunggu perintah supply logistic (laid up ship chancer).
Dalam rangka memaksimalkan potensi jasa kepelabuhanan di perairan Pulau Nipah dan pertahanan berbasis ekonomi di Pulau Nipah, dukungan serta peran aktif pemerintah dan swasta sangat diperlukan. Dengan demikian, Indonesia bisa lebih kompetitif dan memiliki daya saing di dunia internasional. (Kary/hms)