LSM DRBI Indramayu Mendorong Pemerintah, Listrik Masuk Keareal Pesawahan

LSM DRBI
Anggota LSM DRBI (Dok foto Jys)

INDRAMAYU, RadarBangsa.co.id – Lembaga Swadaya Masyarakat Demokrasi Rakyat Bawa Indonesia (LSM DRBI) mendorong pemerintah agar listrik masuk ke areal persawahan di Desa Kroya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Kepala Bidang Investigasi LSM DRBI, Ahmad Masturi, pada Sabtu (29/6/2024) mengatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk memasok energi guna mendukung modernisasi dan mekanisasi pertanian.
“Berdasarkan pengalaman di lapangan, petani merasakan lebih hemat menggunakan energi listrik dibandingkan bahan bakar minyak atau gas,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya

Ahmad menjelaskan lebih lanjut mengenai perbandingan biaya antara penggunaan diesel, bensin, dan listrik.

“Untuk diesel dengan daya 8 horse power, biaya rata-rata mencapai Rp22.500 per jam dengan harga solar Rp7.500 per liter. Sedangkan untuk mesin bensin dengan daya 5 horse power, kebutuhan bahan bakar antara 1,2 hingga 1,37 liter per jam dengan harga bensin Rp10.000 per liter. Harga ini biasanya lebih mahal di daerah pedesaan yang jauh dari pom bensin,” paparnya.

Ia juga menambahkan bahwa biaya penggunaan pompa bensin saat ini mencapai Rp13.700 per jam. Sementara itu, untuk listrik dengan daya 5 horse power yang setara dengan 3,75 kilowatt per jam, biaya hanya sekitar Rp6.000 per jam dengan tarif listrik Rp1.600 per KWH.

“Perbandingannya jelas, biaya listrik jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Selain itu, penggunaan listrik juga tidak memerlukan operator khusus dan tidak membutuhkan penggantian oli secara rutin. Kita hanya perlu membeli token listrik, sehingga biayanya bisa lebih hemat hingga sepertiganya,” jelas Ahmad.

Menurut Ahmad, pemerintah sudah saatnya mendorong penggunaan listrik di areal persawahan agar petani dapat memasang sumur submersible untuk mengairi lahan pertanian. Hal ini akan memungkinkan petani untuk menanam padi tiga kali setahun (IP300).

Ahmad menambahkan bahwa Kecamatan Kroya merupakan daerah pertanian dengan luas lahan sawah sekitar 10.440 hektar (ha) dan produksi padi sekitar 6 ton per hektar. Namun, hingga saat ini, pemerintah belum mewujudkan keinginan petani di Kecamatan Kroya untuk panen padi sebanyak tiga kali dalam setahun.
“Padahal, dengan mendorong listrik masuk ke areal persawahan dan membuat sumur submersible, petani dijamin dapat bercocok tanam pada musim sadon,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *