SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Dalam acara “meet and greet” yang difasilitasi oleh Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (P2NOT) Sumenep, pada hari Senin tanggal 1 Februari 2020 yang lalu. Yang mana kemudian seorang pelajar dan dua mahasiswa asal Sumenep, Madura Jawa Timur, menceritakan ketika mereka menempuh pendidikan di sekolah dan kampus masing masing. Dalam ceritanya mereka terpaksa pulang ke kampung halamannnya di Sumenep lantaran dipaksa oleh orang keluarganya, dan kini mereka sudah berada di rumah masing-masing dengan biaya dari orang tuanya (biaya sendiri). Senin (10/2/2020).
Akhmad Naufal, pelajar jalur beasiswa dari LKPBT Jawa Timur, mengenyam pendidikan di Guangxi Overseas Chinese School (GOCS). Saat ini Naufal duduk di bangku kelas 2 (setara kelas XI SMA), di Kota Nanning, Provinsi Guangxi, Republik Rakyat Tiongkok, tak jauh dari Wuhan China tempat mewabahnya virus corona.
“Saya sekarang kelas 2 di Guangxi Overseas Chinese School, karena wabah virus Corona, saya dipaksa pulang keluarga. Untuk bisa sampai di Indonesia saya dibiayai orang tua, bukan dari pemerintah,” tuturnya.
Maftuhatus Shobah Fitrotil Habiebah, Mahasiswi yang sedang memempuh pendidikan di Fuzhou University, Kota Fuzhou, Provinsi Fujian. Mengatakan bahwa dirinya tidak ada niatan untuk pulang ke Sumenep. Karena sejumlah WNI yang berada di sana, khususnya pelajar selalu melakukan medical chackup untuk memastikan kondisi kesehatannya.
“Selain disana rutin memeriksa kesehatan, juga ada di asrama, jadi cukup aman lah,” ucap Lif panggilan keseharian Maftuhatus Shobah Fitrotil Habiebah.
Selanjutnya Lif menuturkan, karena beberapa bulan kemudian kabar wadah Corona yang melanda Wuhan semakin mencekam, sejumlah pusat perbelanjaan di daerahnya banyak yang tutup. Sehingga untuk kebutuhan sehari hari semakin menipis.
“Keadaan yang semakin mencekam inilah, dengan terpaksa kami pulang ke Indonesia bersama mahasiswa lainnya,” jelasnya.
Fikri Haikal, mahasiswa semester 4 jurusan Bahasa dan Budaya Mandarin di Huaqiao University, Kota Xiamen, Provinsi Fujian. Berharap wabah virus Corona ini segera selesai. Sehingga ia bersama pelajar lainnya bisa segera menuntaskan pendidikan.
“Harapan kami, wabah penyakit ini segera teratasi. Sehingga kami bisa segera kembali ke kampus untuk melanjutkan pendidikan,” harapnya.
Zamrud Khan, Direktur Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (P2NOT) Sumenep, mengatakan bahwa dirinya tergugah untuk bertemu dan menyambut (meet and greet) mereka (pelajar dan mahasiswa china asal Sumenep), untuk mendengarkan langsung kondisi riil di Wuhan China dan virus Corona Wuhan yang mematikan tersebut.
“Kita gelar dengan acara meet and greet, dan bisa sharing dengan para pelajar dan mahasiswa asal Sumenep yang menempuh pendidikan di China,” jelasnya.
Lebih lanjut Zamrud Khan, menyampaikan bahwa dirinya berniat menjadikan pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di China tersebut sebagai Duta anti narkoba. Mereka dapat memberikan informasi kepada kita di Indonesia, seperti apa peredaran narkotika disana. Mereka pun kita minta untuk dapat membantu mensosialisasikan bahaya narkoba utamanya untuk sesama pelajar WNI yang ada di luar Negeri.
“Maunya kita jadikan mereka sebagai Duta anti narkoba,” ucapnya.
Masih kata Zamrud, karena tidak adanya kepedulian dari pemerintah untuk memikirkan nasib para pelajar dan mahasiswa, dan umumnya terhadap warga Negara Indonesia (WNI) asal Sumenep yang berada di luar negeri, agar bisa segera pulang dan terhindar dari wabah virus corona Wuhan China tersebut.
“Kami prihatin mendengar cerita mereka, pulang dengan biaya sendiri tanpa difasilitasi Pemerintah Daerah. Insya’Allah jika nanti di negara tempat mereka belajar sudah aman, mereka bisa kita bisa bantu,” pungkasnya.
(ONG)