LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Dalam upaya membangun sektor pertanian, Kabupaten Lamongan terus mendorong petani untuk melakukan diversifikasi pangan. Salah satu komoditas yang menjadi andalan adalah melon.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Bupati Lamongan Abdul Rouf saat menghadiri acara panen melon pada Kamis (26/9) di greenhouse melon yang berada di Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong.
“Saat ini, buah ini menjadi salah satu komoditas yang tengah berkembang pesat di Kabupaten Lamongan, baik yang ditanam di lahan terbuka seperti tegalan dan sawah, maupun di greenhouse atau smart greenhouse,” ujar Abdul Rouf.
Pertumbuhan komoditas ini terlihat dari angka produksi melon di tahun 2023 yang mencapai 32.727 kuintal atau setara dengan 32.272 ton. Sedangkan di tahun 2024, hingga bulan Agustus, produksi melon di Kabupaten Lamongan telah mencapai 10.687 kuintal atau 1.069 ton, dengan luas tanam 89 hektar dan luas panen 62 hektar.
“Produktivitas melon terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2024, produktivitas rata-rata mencapai 171,60 kuintal per hektar, atau sekitar 17,16 ton per hektar,” tambah Rouf.
Melihat potensi melon yang semakin berkembang, Rouf menekankan pentingnya optimalisasi pertanian melalui pendekatan hulu-hilir serta peningkatan kapasitas kelembagaan petani dengan berbagai inisiasi dan pembinaan.
Melalui kolaborasi inklusif tersebut, Kabupaten Lamongan optimis bisa mewujudkan pertanian yang semakin maju, mandiri, dan tangguh.
Salah satu langkah yang telah diambil oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan adalah pengembangan teknis budidaya melon, termasuk penerapan teknologi hidroponik di Kelompok Tani Putih Widhe di Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan juga aktif memberikan pendampingan teknis kepada petani dalam membudidayakan, baik di lahan terbuka maupun di smart greenhouse.
Greenhouse melon yang dikelola oleh Mat Iskan sejak 2020 mengalami perkembangan pesat. Awalnya, hanya terdapat satu unit greenhouse, namun pada 2024 jumlahnya sudah mencapai 21 unit, dengan 18 unit beroperasi dan tiga unit dalam tahap pembangunan.
“Greenhouse melon ini kami kembangkan sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan petani,” jelas Mat Iskan.
Setiap unit greenhouse yang dikelola Mat Iskan menampung seribu pohon melon. Mengincar pasar menengah ke atas, greenhouse tersebut menanam dua varietas unggul, yakni Inthanon dari Belanda dan Sweetnet dari Thailand.
“Kami telah menjalin kemitraan dengan perusahaan untuk pemasaran. Dalam setahun, greenhouse kami dapat melakukan panen hingga empat kali,” ungkap Mat Iskan.
Menurutnya, model budidaya dengan greenhouse ini banyak diminati oleh generasi milenial, yang sangat baik untuk regenerasi petani di Kabupaten Lamongan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin