Membuka Tabir Kebohongan di Musda Badko HMI Jatim

Musda Badko HMI Jatim tahun 2021

JEMBER, RadarBnagsa.co.id – “Terkadang berbohong adalah kesenangan yang nyata.” – Holly Black. Kata-kata yang sangat mampu menggambarkan suasana Musyawarah Daerah (Musda) Badan Koordinasi (Badko) HMI Jawa Timur yang diselenggarakan sejak Jumat (17/9), hingga tiga hari ini penuh dengan ketidakjelasannya.

“Momen Musda yang saya ikuti untuk kali pertama ini terasa menyibukkan diri saya sendiri. Bagaimana tidak? Momen Musda yang diselenggarakan di musim pandemi Covid-19 terasa sangat capek.

Bacaan Lainnya

“Karena berlangsung berlarut-larut tanpa kejelasan acara sidang yang teratur. Momen Musda yang sejatinya menjadi ajang berkumpul menjadi ajang bersembunyi antara satu sama lain,” ujar PJ Ketum HMI Cabang Surabaya 2020-2021, Nur Huda. Minggu, (19/9/2021).

Di satu sisi, lanjut Huda, pergantian koordinator Steering Committee dari saudara Syafiuddin ke Abdussalam menunjukkan ketidaktegasan dan ketidaksamaan semangat menyelesaikan Musda Badko HMI Jatim di waktu yang tepat.

“Saya yakin pergantian koordinator Steering Committee salah satunya dikarenakan dengan ketidaktegasan saudara Syafiuddin untuk menyeleksi berkas verifikasi Calon Kandidat Ketua Umum Badko HMI Jatim, alias teledor. Teledor karena kepentingan yang dipaksakan atau karena kelelahan, saya tidak tahu pastinya? Hanya Tuhan dan Saudara Syafiuddin yang tahu,” jelasnya.

Usut punya usut, kata Huda, pencalonan salah satu kandidat ternyata penuh rekayasa dokumen/administrasi. Usut punya usut lagi, rekayasa tersebut berkenaan dengan salah satu prasyarat utama sesuai Juknis Pengawas Musda Badko Bab II Pasal (8) ayat (E) yakni, Calon Ketua Umum Badko pernah menjadi Ketua Umum Komisariat atau Ketua Umum Cabang, dan/atau Pengurus Badko.

“Peran meloloskan ‘manipulasi dokumen persyaratan’ pernah menjadi Ketua Umum Komisariat merupakan tindakan tidak etis sebagai aktivis HMI yang katanya menjunjung tinggi kebenaran etis. Hal yang tidak etis juga, mengingat salah satu syarat utama seorang pemimpin adalah memiliki sifat Sidiq (jujur),” sambungnya.

Ditambahkan Huda, Ketua Umumnya sudah tidak jujur dalam menyelesaikan diri sendiri. Tetap dalam konteks ini yang patut disalahkan adalah Koordinator Steering SC yang terkesan hanya merupakan aktor pesanan untuk meloloskan kandidat Calon Ketua Umum Badko HMI Jatim apapun kondisinya.

“Saya berharap Musda Badko HMI Jatim kali ini dapat berjalan dengan lancar dengan mengedepankan kaidah-kaidah etis yang berlandaskan konstitusi HMI.

“Pengurus Badko HMI Jatim 2018-2020 harus benar-benar mampu memberikan sanksi yang tegas terhadap pengurusnya yang menghalalkan segala caranya untuk menerima pesanan demi kepentingan kandidatnya dalam Musda Badko HMI Jatim, supaya Badko HMI Jatim 2018-2020 menjadi Khusnul Khotimah di akhir masa kepengurusannya.

“Selamat berkontestasi secara etis kawan-kawan,” tutup Nur Huda.

(ari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *