KEDIRI, RadarBangsa.co.id – Sehari menjelang Peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri Ke-1217 Tahun, para Tim Perumus DK4 (Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri), bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat, melakukan napak tilas Prasasti Harinjing di Desa Siman, Kecamatan Kepung.
Menurut Ketua Tim Perumus DK4, Khusnul Arif, S.Sos, Prasasti Harinjing merupakan tonggak sejarah yang akhirnya dijadikan sebagai pedoman Hari Jadi Kabupaten Kediri. Oleh sebab itu prasasti serta tempat-tempat bersejarahnya tersebut perlu dijaga kelestariannya.
“Jangan sampai nanti anak cucu kita tidak mengetahui sejarah daerahnya sendiri. Kami bersama teman-teman akan terus berusaha mencari dimana lokasi bersejarah di Kabupaten Kediri agar tidak hilang begitu saja,” kata pria yang akrab disapa Mas Pipin ini, Rabu, 24 Maret 2021.
Masih menurut Onwer Radio Jayakatwang FM dan Panjalu FM yang selalu nguri-nguri budaya ini, karena kurangnya kepedulian masyarakat terhadap situs peninggalan pada zaman dahulu, akhirnya sekarang banyak yang tidak mengetahui sejarah, apalagi lokasi bersejarah di daerahnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Ir. Adi Suwignyo, M.Si dikonfirmasi melalui Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala, Eko Priyanto di lokasi Prasasti Harinjing mengatakan, penetapan tanggal 25 Maret sebagai Hari Jadi Kabupaten Kediri tersebut dicetuskan oleh Bupati Kediri Ke-19, Drs. Usrie Sastradiredja.
“Pada saat Pemerintahan Pak Usrie dahulu bukan hanya mencetuskan Hari Jadi Kabupaten Kediri saja, tetapi juga mengapresiasi nama tokoh Bhagawanta Bari dengan diabadikan menjadi nama gedung dan jalan, serta museum, dan lain sebagainya,” katanya.
Masih menurut Eko Priyanto, dahulu Bupati Usrie juga membuat sebuah monumen yang menandakan bahwa Prasasti Harinjing tersebut berada di Siman. Sayangnya pasca kepemimpinan Bupati Usrie itu seperti sirna begitu saja.
“Alhamdulillah sekarang ini Mas Bup Dhito mempunyai komitmen kuat untuk melestarikan kesenian dan budaya, termasuk cagar budaya. Ditambah lagi disini ada Mas Pipin yang juga mempunyai ide sejalan, maka hal ini merupakan momentum yang sangat bagus sekali bagi Kabupaten Kediri,” tutur Eko Priyanto.
Sementara itu, Kepala Desa Siman, Subagiyo mengatakan, nama Siman berasal dari kata Sima, yang artinya tanah pardikan. Awalnya daerah tersebut bernama Culanggi (Culangi) yang terkenal dengan seorang tokoh legendaris bernama Bhagawanta Bari.
“Disini dahulu merupakan daerah Culanggi, tapi orang biasa menyebutnya dengan Culangi, dan dikenal dengan tokoh legendaris Mbah To Bari. Karena atas ridhonya Allah SWT beliau bisa menciptakan Sungai Harinjing, sehingga diberikan titel Bhagawan atau Profesor, dan menjadi Bhagawanta Bari,” katanya.
Ditambahkan Kades Subagiyo, kalau dilihat dari Prasasti Harinjing yang sekarang ditempat di Museum Nasional Jakarta, disitu tertulis tahun 804. Dan tanggal tersebut akhirnya digunakan sebagai pedoman dari Hari Jadi Kabupaten Kediri.
“Karena Kediri itu dimulai dari Siman, harapan saya seyogyanya ada pertanda tentang lokasi-lokasi bersejarah disini, dan setiap peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri, disini juga perlu dilaksanakan kegiatan, agar nantinya sejarah disini tidak punah, dan perekonomian masyarakat dapat terangkat,” harapnya.
Kades Subagiyo juga mengaku kalau ingin membangun tempat wisata di area Prasasti Harinjing, namun selama ini pihaknya terbentur dengan aturan zona hijau yang harus diajukan alih fungsi terlebih dahulu.
“Kami sudah mengajukan untuk alih fungsi tanah seluas satu hektar lebih yang rencananya akan digunakan sebaga obyek wisata di area Prasasti Harinjing. Namun entah karena apa hingga sekarang belum turun. Saya berharap pada kepemimpinan Mas Bup Dhito ini pengajuan tersebut dapat segera terealisasi,” ungkapnya.
(Fatkhul)