KOTA SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyerukan kepada seluruh pemuda untuk berperan aktif dalam menjaga dan melanjutkan demokrasi, menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang akan berlangsung pada 27 November mendatang. Dalam sebuah acara di Kota Surabaya, Khofifah menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam proses demokrasi, mengingat bahwa kelompok Gen Z dan Milenial merupakan pemilih terbesar pada pemilu kali ini.
“Partisipasi aktif pemuda dalam proses demokrasi sangat penting untuk mewujudkan masa depan bangsa yang lebih baik. Kehadiran pemuda bukan sekadar penggembira, melainkan harus ikut mewarnai dan berkontribusi aktif untuk memastikan pelaksanaan Pilkada berjalan sesuai nilai-nilai demokrasi,” ujar Khofifah di Kota Surabaya, Senin (28/10/2024).
.
Khofifah mengungkapkan bahwa keterlibatan pemuda dalam proses pemilihan bukan hanya sekadar hak, tetapi juga merupakan tanggung jawab. Ia menekankan bahwa kehadiran pemuda dapat mempengaruhi arah kebijakan dan isu-isu yang diangkat dalam masyarakat. Hal ini sangat penting untuk memastikan hasil dari pesta demokrasi dapat mencerminkan harapan dan kebutuhan masyarakat.
“Pilkada bukan sekadar sarana demokrasi, melainkan juga mencerminkan kebebasan politik yang perlu dijaga oleh seluruh komponen masyarakat, termasuk pemuda. Saya berharap para pemuda tidak bersikap apatis terhadap politik. Sebaliknya, mereka harus aktif melibatkan diri, memikirkan, dan memperjuangkan serta mempertahankan demokrasi di Indonesia,” imbuhnya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pemuda, menurut Khofifah, adalah dengan menggunakan hak pilih mereka. Ia mengajak generasi muda untuk tidak hanya memilih berdasarkan janji-janji kampanye, tetapi juga untuk melihat rekam jejak calon pemimpin yang akan dipilih. “Apa-apa saja yang sudah dilakukan harus dicek dan dilacak bukti-buktinya. Jangan sampai terpengaruh oleh kampanye hitam yang dapat merusak demokrasi kita,” tambahnya.
Khofifah juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh generasi muda Indonesia dalam menyongsong 100 Tahun Indonesia Merdeka pada tahun 2045. Ia menjelaskan bahwa Indonesia akan memasuki fase bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif akan meningkat. “Peningkatan ini diikuti dengan penurunan angka kelahiran dan kematian. Kita harus memanfaatkan momen ini untuk menjadi peluang strategis bagi bangsa,” jelasnya.
Menurut Khofifah, agar bonus demografi tidak menjadi bencana, semua harus menjadi motor penggerak perubahan. “Mari kita jadikan sumpah pemuda ini sebagai momentum untuk melecutkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar esok hari. Saya yakin pemuda Indonesia bisa,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin