Pandemi Covid-19, Keturunan Raja Sumenep Bersenandung Sholawat Thibbiyah

DR. Ir. H. R.B. Fattah Jasin, MS., Bersholawat "Tibbil Qulub" untuk Syi'ar Mengagungkan Nabi Muhammad SAW

SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Salah satu sholawat yang istimewa dan memiliki banyak kautaman adalah sholawat “Tibbil Qulub” atau sholawat syifa atau juga dikenal dengan sholawat Thibbiyah yang memiliki kautaman sebagai penawar atau obat, karena dalam bacaannya terdapat kandungan tawasul kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Momentum bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah, dan ditengah pandemik Covid-19 ini, keturunan atau nasab dari Bindara Saod atau Tumenggung Tirtonegoro (Raja Sumenep), dan Bindara Ibrahim (Kyai Saba, Batuampar Sampang), yaitu Raden Bagus (R.B) Fattah Jasin, menitahkan bahwa dengan sholawat Tibbil Qulub (Thibbiyah) bertawassul dan mengagungkan Nabi Muhammad SAW, insya’Allah akan menyembuhkan segala penyakit, baik penyakit rohani dan jasmani, yang dapat menimpa siapa saja, terutama dampak pandemik Covid-19 saat ini. Sabtu, (16/05/2020).

Bacaan Lainnya

R.B. Fattah Jasin, pemilik “Nasab” (keturunan) Raja Sumenep dan Kiai Batuampar Sampang, kepada media ini menyampaikan bahwa dirinya sengaja bersenandung sholawat “Tibbil Qulub”, di salahsatu studio musik, selain untuk syi’ar mengagungkan Nabi Muhammad SAW, juga ada hubungannya dengan keadaan saat ini, yaitu dampak pandemik virus corona yang menimpa semua lapisan masyarakat, khususnya di Kabupaten Sumenep.

“Saya berharap, disetiap pengajian dan istighosah, sholawat ini sering – seringlah dilantunkan oleh masyarakat Sumenep, dan tidak terkecuali untuk pribadi saya dan keluarga saya,” titah Gus Acing panggilan populer R.B. Fattah Jasin.

Selain itu kata Gus Acing, beragam bentuk perlindungan atau cara pencegahan dapat kita dilakukan agar risiko penularan penyakit Corona tidak terjadi. Selain menjaga kesehatan secara maksimal, di dalam ajaran Islam juga telah terdapat amalan yang dipercaya dapat menjadi penawar segala macam penyakit. Dan amalan tersebut adalah sholawat Tibbil Qulub atau sholawat Thibbiyah.

“Di bulan suci Ramadhan ini, selain bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, kita sering – seringlah melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Karena insya’Allah kita diberikan kesehatan dan keselamatan, serta terhindar dari wabah virus corona, Aamiin yaa robbal alamin,” harapnya disemogakan.

Melansir dari laman jf.id – Silsilah R.B. Fattah Jasin dan Hubungan Keluarga dengan Pesantren di Sumenep, bahwa RB. Fattah Jasin adalah putra dari pasangan R.P. Moh Taha (Mantan Sekda Sampang) dan R.Kunti. RB. Fattah Jasin, bukanlah seorang Kyai. Tapi, darahnya mengalir titisan ulama yang melahirkan para ulama-ulama besar di Sumenep.

Dari Nazab R.Kunti (Ibu Fattah Jasin) adalah keturunan Ulama yang melahirkan ulama-ulama besar di Sumenep. Kyai Abdullah (Kyai Entol Bungso, Batuampar) adalah seorang ulama yang keturunannya, menjadi cikal-bakal leluhur para ulama di Sumenep. Kyai Abdullah (Kyai Entol Bungso, Batuampar) memiliki dua anak yang diantaranya adalah Bindara Saod (Tumenggung Tirtonegoro, Raja Sumenep) dan Bindara Ibrahim (Kyai Saba, Batuampar).

Dari garis keturunan Bindara Ibrahim atau Kyai Saba Batuampar, mempunyai 1 putri dan 2 putra, diantaranya ; Nyai Nuruddin atau Nyai Musyarrafah (Nong tenggi, Pakong), dan Kyai Nugrahan (Kyai Pangolo Batuampar I), serta Kyai Zainal Abidin (Menantu Suradi Benggolo V).

Nasab R.Kunti (Ibu RB. Fattah Jasin) dari garis keturunan Kyai Zainal Abidin, yang tidak lain adalah putra dari Bindara Ibrahim yang juga menjadi menantu Suradi Benggolo V, Adipati Semarang.

Kyai Zainal Abidin mempunyai putri Raden Ayu Panji Martarejo dan memiliki putra R.Kawindrorejo dan memiliki putri R.Kunti (Ibu RB. Fattah Jasin).

Dari 3 keturunan Bindara Ibrahim, yaitu Nyai Nuruddin atau Nyai Musyarrafah memiliki putri Nyai Abdul Qorib dan memiliki putri Nyai Murdiyah dan memiliki putra Kyai Idris dan memiliki putra Kyai Khotib dan memiliki putra K.H. A.Jauhari (Pendiri Ponpes Al Amin Prenduan).

Dan Kyai Idris mempunyai Putri bernama Nyai Mariyah (Istri K.H. Moh.Syarqowi, (Pendiri Ponpes Annuqoyah Guluk-guluk).

Sungguh, Kabupaten Sumenep terasa sempit, karena, para tokoh-tokoh satu dan yang lainnya adalah satu nazab atau saudara dari leluhur yang sama.

Artinya Kyai Idris yang menjadi cikal-bakal lahirnya para Kyai-kyai di Pondok Pesantren Annuqoyah dan Ponpes Al Amin adalah saudara  (Tello Popo) dengan R.Kunti (Ibu RB. Fattah Jasin).

Artikel sebelumnya, jf.id menulis RB. Fattah Jasin keturunan dari Raden Patah (Sultan Demak). Jika ditarik ke atas, Nasab Gus Fattah Jasin, titisan Raden Patah. Raden Patah atau Praba atau Raden Bagus Kasan alias Jin Bun bergelar Senopati Jimbun atau Panembahan Jimbun adalah pendiri dan Raja Demak pertama yang memerintah tahun 1500-1518. Dan Jika ditarik dari orang tua atau leluhur dari Fattah Jasin, itu ke Kanjeng Suradi Benggolo V (Adipati Semarang) yang tidak lain adalah mertua Sultan Abdurrahman (Raja Sumenep).

Sumber Informasi dari jf.id dan Ahli Sejarah (R.B. Moh Farhan, Peneliti Sejarah Ulama Madura). Silsilah yang disusun R. B. Moh Farhan dan Catatan arsip yang diperoleh dari Asta Tinggi Sumenep.

(ONG)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *