KEDIRI, RadarBangsa.co.id – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, S.Pd, terus mengawal pelaksanaan sosialisasi penekanan angka stunting, dengan menggunakan pola talkshow, menggandeng stasiun televisi swasta, dan media cetak maupun online.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya maksimal untuk menekan angka stunting di wilayah setempat, serta demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Saat ini pemerintah terus melakukan upaya untuk menekan angka stunting (gagal tumbuh akibat kurang gizi). Bahkan BKKBN Kabupaten Kediri berusaha ekstra keras untuk mewujudkan zero stunting.
Sedangkan untuk mewujudkan Kabupaten Kediri Zero stunting, tentu harus melakukan sosialisasi betapa rawannya pernikahan dini menjadi penyebab lahirnya bayi stunting. Selain itu lingkungan yang kotor kurang standart juga menjadi salah satu penyebab stunting.
Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi, S.Pd mengaku terkejut adanya temuan masih ada masyarakat Kab Kediri yang masih buang air besar (BAB) di sungai.
“Kami bersama mitra BKKBN berkeliling Kabupaten Kediri melakukan sosialisasi, saya agak kaget, ternyata ada warga yang BAB di sungai dan ada juga sebagian warga yang BAB di kakus (tempat BAB langsung di tanah). Ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah,” katanya.
Hal ini diketahuinya saat melakukan sosialisasi tentang pembangunan keluarga berencana (Bangga Kencana) bersama mitra kerjanya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Gedung Serbaguna Desa Deyeng Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Sabtu (13/8/2022).
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Nasdem yang akrab disapa Panglima Nurhadi ini menambahkan, dengan adanya sanitasi yang buruk dan lingkungan yang tidak sehat juga akan memicu lahirnya bayi stunting.
“Pola hidup dengan lingkungan yang kotor bisa berpotensi timbulnya bayi stunting, ketika disitu ada seorang ibu hamil. BAB di kakus dan BAB di sungai juga akan menimbulkan dampak lain seperti pencemaran lingkungan,” imbuhnya.
Terkait dengan kampanye hidup sehat ini, Panglima Nurhadi memberikan atensi kepada pemerintah daerah untuk terus mengkampanyekan pola hidup sehat.
“Saya yakin Mas Dhito Bupati Kediri itu, beliau orangnya sangat responsif ya, kebetulan tadi ada perwakilan dari kecamatan, pemerintahan desa dan dari Pemkab Kediri, saya yakin itu akan disampaikan. Khususnya pada warga wilayah Kecamatan Ringinrejo jangan sampai ada yang BAB di sungai atau di kakus,” tegas Nurhadi.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan KB (BP2KB) Kabupaten Kediri, Sakaraning Dewi Permatasari menegaskan, stunting itu bisa disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat.
“Pada lingkungan yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi air yang tidak bersih, BAB di sungai, sehingga bakteri bakteri yang bersarang di sungai ini akan masuk ke tubuh, itu menjadi penyebab stunting. Maka jangan sampai BAB di sungai,” katanya seusai acara sosialisasi.
Lebih lanjut Kabid BP2KB yang akrab disapa Dewi itu menjelaskan, untuk melarang masyarakat BAB di sungai, maka pemerintah terus melakukan program Jambanisasi.
“Kalau ada warga yang belum punya jamban, maka ayo bersama masyarakat, bersama pemerintah desa, Kecamatan dan kabupaten untuk mewujudkan program Jambanisasi, supaya seluruh masyarakat Kabupaten Kediri hidup sehat dan terhindar lahirnya bayi stunting, ” ulasnya.