JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, mengungkapkan sejumlah faktor yang menguatkan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) akan menjadi oposisi jika pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
Menurut Jerry Massie, salah satu faktor utama adalah kesalahan yang dianggap fatal oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, terkait perjanjian Batu Tulis pada tahun 2009 yang menyebabkan kekecewaan Prabowo.
“Alasan PDIP tak akan berkoalisi tak lepas dari kesalahan fatal di perjanjian batu tulis 2009 silam. Jadi Mega malu dan dia saya yakin tak akan masuk gerbong pemerintahan Prabowo-Gibran. Memang sebaiknya mereka di luar pemerintahan biar menarik,” kata Jerry kepada wartawan, (17/02).
Selain itu, sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendukung pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden juga menjadi faktor penghambat bagi PDIP untuk masuk pemerintahan. Terlebih lagi, Bobby Nasution, menantu Jokowi, yang sebelumnya merupakan kader PDIP, tiba-tiba meninggalkan partai tersebut dan beralih dukungan ke pasangan Prabowo-Gibran.
Menurut Jerry, hal-hal ini menjadi pengganjal bagi PDIP untuk masuk ke dalam pemerintahan, terutama setelah Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa partainya siap berada di luar pemerintahan.
“Faktor Jokowi dan Gibran bahkan anak mantu Jokowi, Bobby Wali Kota Medan. Nah, di dalan hati Mega sakit hati dengan keputusan Jokowi lebih mendukung Prabowo ketimbang Ganjar,” ujarnya.
Jerry juga menyoroti kembali dekatnya hubungan antara Prabowo dengan mantan istrinya, Titiek Soeharto, yang diyakini akan membuat PDIP sulit bergabung karena Megawati diduga menjaga jarak dengan keluarga Presiden Soeharto.
“Selanjutnya faktor Titiek Soeharto anak mantan Presiden ke-2 RI Jenderal Soeharto. Saya percaya dan yakin mereka akan rujuk. Prabowo sempat menyebut nama ibu Titiek disejumlah kesempatan,” katanya.
“Serta Titiek kini duduk di Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra. Selama ini Mega dan keluarga Soeharto berseberangan,” tandasnya.