SEMARANG, RadarBangsa.co.id – Para pedagang Pasar Burung Karimata, yang tergabung dalam Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS), dipimpin oleh Wahyudi selaku Ketua P3BS, sepakat untuk mengadakan aksi demonstrasi guna menolak kenaikan E-Retribusi. Aksi tersebut rencananya akan digelar di Balai Kota Semarang pada Senin, 7 Oktober 2024, dengan tujuan menyuarakan penolakan atas kebijakan tersebut langsung kepada Walikota Semarang, Dr. Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos., yang dikenal akrab dengan sapaan Mbak Ita.
Rencana aksi demo ini muncul setelah para pedagang merasa keberatan dengan kenaikan E-Retribusi yang direncanakan. Mereka menilai bahwa di tengah kondisi pasar yang sepi dan memprihatinkan, kebijakan tersebut sangat tidak tepat. Namun, pada Sabtu, 5 Oktober 2024, kabar baik datang bahwa kenaikan E-Retribusi tidak jadi diberlakukan, yang membuat para pedagang membatalkan aksi demo yang telah direncanakan.
“Alhamdulillah, suara dan tangisan kami para pedagang direspon baik dan ada kebijaksanaan dari pihak terkait, terutama Walikota Semarang, sehingga E-Retribusi tidak jadi dinaikkan. Kami, keluarga besar Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS), menyatakan tidak jadi turun gunung mengadakan aksi demo ke Balai Kota Semarang karena E-Retribusi sudah tidak jadi dinaikkan,” tegas Wahyudi, Ketua P3BS.
Wahyudi juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang mendukung perjuangan mereka, terutama kepada para tokoh masyarakat dan berbagai lapisan masyarakat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB). Ia secara khusus menyebutkan nama Dr. H. AM. Juma’i SE., MM., selaku Ketua FKSB, serta Plt Kepala Kesbangpol Kota Semarang, Bapak Joko Hartono, S.STP, M.Si., yang turut mendampingi para pedagang dalam proses tersebut. Dukungan dari pihak kepolisian juga sangat berarti, khususnya dari Iptu Subiyanto, SH., Kanit 2 Intelkam Polrestabes Semarang, yang turun langsung bersama para pedagang.
“Kami ucapkan banyak terima kasih kepada para tokoh masyarakat, lapisan masyarakat, Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB), Bapak Dr. H. AM. Juma’i, Plt Kepala Kesbangpol Kota Semarang, dan rekan-rekan media. Kepolisian Polrestabes Semarang juga sangat membantu kami dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Terima kasih kepada saudara-saudara para pedagang di Pasar Burung Karimata yang sangat solid dan kompak,” imbuh Wahyudi.
Sejak Sabtu, 5 Oktober 2024, penarikan E-Retribusi berjalan normal tanpa kenaikan. Hal ini berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan. Menurut petugas penarikan E-Retribusi dan informasi dari Dinas Perdagangan Kota Semarang, kenaikan tidak diberlakukan karena adanya penolakan keras dari para pedagang.
“Karena pedagang menolak dengan keras,” ujar salah satu petugas penarikan E-Retribusi di Pasar Burung Karimata.
Di sisi lain, Iptu Subiyanto, SH., Kanit 2 Intelkam Polrestabes Semarang, mengapresiasi keputusan para pedagang untuk tidak melanjutkan aksi demo. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kondusivitas di Semarang menjelang Pilkada 2024.
“Alhamdulillah, para pedagang Pasar Burung Karimata P3BS tidak jadi turun aksi demo ke Balai Kota. Menjelang Pilkada 2024, kita harus bersama-sama menciptakan Semarang dan Jawa Tengah yang aman, nyaman, dan kondusif,” pungkas Iptu Subiyanto saat menemui pedagang di Pasar Burung pada Sabtu, 5 Oktober 2024.
Wahyudi menutup dengan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kota Semarang, khususnya kepada pihak kepolisian, apabila penolakan mereka sebelumnya sempat menimbulkan kekhawatiran atau gangguan terhadap kenyamanan.
“Mohon maaf kepada masyarakat Kota Semarang, termasuk Polrestabes Semarang, jika penolakan kami terhadap kenaikan E-Retribusi kemarin mungkin menimbulkan kekhawatiran atau mengganggu kenyamanan,” pungkas Wahyudi.
Penulis : OKI/AGUS
Editor : Zainul Arifin