Pelatihan Literasi Aksara Bali untuk Tunanetra Berbasis Hukum Belajar Thorndike dengan Bantuan Audio di Komunitas Tunanetra Mantra Beraksi

BALI, RadarBangsa.co.id – Dosen Pembimbing: Drs. I Wayan Sujana, S.Pd., M.Pd.
Nama Tim:
– Ni Made Pradnya Paramita (Ketua Tim)
– Dewa Ayu Kartika Pratiwi (Anggota Tim)
– Ni Putu Ayu Gayatri Dewi (Anggota Tim)
– Desak Made Dian Widianingsih (Anggota Tim)
– I Gusti Ngurah Gede Galang Sugihana Wijaya (Anggota Tim)

“Keterbatasan bukanlah penghalang bagi kita untuk berkarya dan menjelajah dunia. Meskipun takdir membatasi penglihatan, imajinasi dan tekad tanpa batas mampu meraih prestasi.”

Bacaan Lainnya

Tim PKM-PM Lekukan Aksara (Leak) Bali hadir dengan inovasi yang luar biasa untuk memberdayakan anak-anak tunanetra di Komunitas Tunanetra Mantra Beraksi dalam literasi aksara Bali.

Komunitas Tunanetra Mantra Beraksi adalah komunitas aktif yang didirikan pada 1 Januari 2023 di Jalan Pulau Batam, Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Komunitas ini telah berupaya mengajarkan literasi aksara Bali, namun metode konvensional yang digunakan, yakni penjelasan verbal langsung oleh pembina, belum memungkinkan literasi aksara Bali dilakukan secara rutin.

Dari hasil observasi dan wawancara, diketahui bahwa media pembelajaran yang ada belum optimal dalam mendukung literasi aksara Bali, mengakibatkan 12 anak tunanetra di komunitas ini belum mengenal bentuk aksara Bali.

Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2018 menekankan pentingnya pelestarian aksara Bali, termasuk melalui kegiatan bulan bahasa Bali yang menjadi ajang kompetisi. Namun, anak-anak tunanetra di Komunitas Tunanetra Mantra Beraksi belum dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini karena mereka belum mengenal aksara Bali.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 Pasal 16, anak tunanetra memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan seni dan budaya.

Menanggapi permasalahan ini, tim pengusul bersama komunitas sepakat untuk mengadakan pelatihan literasi aksara Bali dengan menggunakan media lekukan aksara Bali yang dilengkapi audio.

Pelatihan ini menggunakan pendekatan hukum belajar Thorndike melalui empat tahap: Meleak Bali (Meraba, Mengenal, Membaca, dan Menulis Aksara Bali).

Media lekukan aksara dirancang dalam bentuk ukiran pada papan kayu yang sesuai dengan ukuran jari dan dilengkapi dengan audio yang menyesuaikan karakteristik belajar anak tunanetra, yaitu melalui rabaan dan pendengaran.

Mitra utama dalam kegiatan ini adalah 12 anak tunanetra, terdiri dari 8 anak dengan tunanetra berat dan 4 anak dengan tunanetra ringan, serta pembina komunitas yang akan melanjutkan program pelatihan ini.

Program ini telah dilaksanakan sejak 28 April 2024, dimulai dari persiapan media hingga pelaksanaan pelatihan. Setelah pelatihan, diadakan kompetisi Ajang Menulis Aksara Bali atau “Alis Aksi”.

Kegiatan ini didokumentasikan dalam bentuk video dan dipublikasikan di YouTube serta media sosial lainnya dengan username: @leakbali.undiksha.

Program ini memberikan kesempatan kepada anak-anak tunanetra untuk turut melestarikan warisan budaya nonbenda tradisional sebagai wujud kearifan lokal Bali, setara dengan anak-anak normal lainnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *