KESEHATAN, RadarBangsa.co.id – Saya tertarik saat mengikuti mata kuliah Biokimia oleh Prof Dr Zeily Nurrachman tentangpenyakit Diabetes Mellitus (DM).
DM adalah kelainan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia (kadar glukosa dalam darah tinggi).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018,prevalensi DM mengalami peningkatan cukup signifikan selama lima tahun terakhir, pada tahun 2013mencapai 6.9% dan pada tahun 2018 melonjak menjadi 8,5%.
Menurut Prof Dr Zeily Nurrachman, DM dapat disembuhkan dengan insulin yang merupakan pengendali kadar glukosa dalam tubuh yang dapat mengubah glukosa menjadi energi.
Produksiglukosa dalam tubuh mayoritas terjadi akibat proses glukoneogenesis, maka dari itu insulin dapat digunakan untuk menurunkan proses glukoneogenesis dengan menekan enzim piruvat karboksilase, fosfoenol piruvat karbokskinase dan glukosa 6-fosfatase sehingga kadar glukosa dalam tubuhterkontrol.
Salah satu parameter status metabolisme tubuh pada penderita DM dapat dilihat pada kadar glukosa darah. Maka dari itu, pemantauan kadar glukosa darah perlu dilakukan secara terus menerus.Hal tersebut dapat dilakukan oleh perangkat CGM (Continuous Glucose Monitoring).
Sistem CGM terdiri dari sensor berbasis fluoresensi yang dimasukkan secara subkutan di lengan atas pasien,pemancar bluetooth untuk komunikasi data, dan aplikasi seluler yang menampilkan level, tren, danperingatan glukosa.
Dari data kadar glukosa yang diperoleh, waktu dan dosis pemberian insulin kepada pasien dapat ditentukan. Kelebihan perangkat ini yakni dapat memantau glukosa secara real-time setiap lima menit selama 90 hari, meminimalkaan invasif terhadap tubuh sehingga pengguna nyaman, dan dapat diakses secara mudah melalui jaringan wireless.(Red)