LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Lamongan terus berupaya menurunkan angka stunting dengan melaksanakan berbagai intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran. Hal ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan stunting yang berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, Nur Indra Tsani Husaini, menjelaskan bahwa salah satu langkah penting dalam penurunan stunting adalah melalui rapat koordinasi evaluasi intervensi spesifik dan sensitif stunting. “Stunting adalah permasalahan yang dapat menimbulkan dampak jangka panjang bagi anak. Oleh karena itu, kami terus melakukan evaluasi agar program penurunan stunting di Kabupaten Lamongan tepat sasaran,” ungkapnya dalam rapat koordinasi pada Rabu (19/2) di Ruang Maharani Dinas Kesehatan.
Sebagai respons terhadap tingginya angka stunting, pemerintah daerah memutuskan untuk menerapkan pendekatan multi-sektor. Hal ini dilakukan melalui sinkronisasi program antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat di tingkat desa. Selain itu, lima pilar pencegahan stunting telah ditetapkan sesuai dengan strategi nasional percepatan penurunan stunting, yaitu: komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan perubahan perilaku, konvergensi dan koordinasi program, gizi dan ketahanan pangan, serta pemantauan dan evaluasi.
Pada intervensi spesifik, pemerintah daerah konsisten memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, serta makanan tambahan bagi balita yang kekurangan gizi. Intervensi ini dilakukan sejak dini, yaitu saat balita mengalami penurunan berat badan yang signifikan (underweight), agar tidak berkembang menjadi stunting yang lebih parah.
Pemkab Lamongan juga tidak hanya fokus pada penanganan penderita stunting, namun juga memberikan edukasi kepada orang tua dan remaja. Berbagai program telah dilaksanakan untuk mendukung hal ini, di antaranya adalah program 1-10-100, Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa (Monalisa Berdansa), dan Gerakan Bersama Cegah Ibu Hamil Anemia. Selain itu, Forum Gemar Makan Ikan (Forikan), Audit Kasus Stunting tingkat Kecamatan, dan Pendataan Keluarga Berisiko Stunting juga menjadi bagian dari upaya pencegahan.
Pada intervensi sensitif, Pemkab Lamongan melaksanakan program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dan Remaja Sehat Bersama Dapur Sehat Atasi Stunting (Resa Bersama Dashat), yang bertujuan memberikan informasi dan pengetahuan kepada keluarga mengenai pentingnya gizi yang baik untuk anak dan remaja.
Hasil nyata dari upaya ini dapat dilihat pada angka stunting di Kabupaten Lamongan yang mengalami penurunan signifikan pada tahun 2023, yaitu menjadi 9,4% dari 27,5% pada tahun 2022. Berdasarkan laporan EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) bulan Desember 2024, tercatat ada 2.886 balita (4,76%) yang mengalami stunting, 4.124 balita (6,78%) yang underweight, dan 2.857 balita (4,71%) yang mengalami wasting. Upaya penurunan stunting ini akan terus dilanjutkan dengan berbagai intervensi yang lebih tepat dan efektif.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin