Peringati Hari Dermaga Nasional, Khofifah : Jatim Pusat Ekonomi Indonesia

Khofifah

MAKKAH, RadarBangsa.co.id – Hari Dermaga Nasional diperingati setiap tahun pada tanggal 17 Juni dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya dermaga dalam mendukung perekonomian Indonesia yang merupakan negara maritim. Ketua Umum PP Muslimat NU dan juga Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, menekankan bahwa dermaga berperan penting dalam ekonomi nasional dan global.

Melihat potensi besar dari sektor kelautan dan perikanan yang berpusat di dermaga, Khofifah optimis bahwa Jawa Timur dapat menjadi pusat gravitasi ekonomi Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Jawa Timur memiliki empat pelabuhan utama: Pelabuhan Tanjung Perak, Teluk Lamong, Tanjung Wangi, Boom Banyuwangi, Kalianget, dan Tanjung Tembaga Probolinggo.

Bacaan Lainnya

“Peningkatan kapasitas dan layanan pelabuhan sangat penting karena pelabuhan berperan vital dalam kelancaran distribusi logistik di Jawa Timur serta ke berbagai negara,” ujarnya saat merespon Hari Dermaga Nasional di Makkah pada Selasa (18/6) di sela-sela ibadah haji.

Sebagai hub Indonesia Timur, Jawa Timur memiliki dua dermaga besar yang mendukung aktivitas perdagangan dan transportasi skala besar: Tanjung Perak di Surabaya dan Tanjung Tembaga di Probolinggo. “Tanjung Perak di Surabaya dan Tanjung Tembaga di Probolinggo menunjukkan kesiapan Jawa Timur dalam memenuhi pasar antar pulau dan meningkatkan aktivitas ekonomi,” katanya.

Sebagai negara maritim, Indonesia dikenal memiliki banyak kapal yang berlabuh di dermaga untuk berbagai aktivitas ekonomi dan pariwisata. Khofifah menjelaskan bahwa pergerakan ekonomi di Pelabuhan Tanjung Perak yang didukung oleh Tanjung Tembaga memiliki potensi besar sebagai pintu gerbang antar kota dan antar pulau untuk memperluas aktivitas ekonomi dari sektor kelautan.

“Tanjung Perak berskala internasional, sedangkan Tanjung Tembaga memiliki lokasi strategis sebagai pintu gerbang wilayah hinterland-nya seperti Probolinggo, Jember, Pasuruan, Situbondo, dan Lumajang,” tambahnya.

Khofifah optimis bahwa Pelabuhan Probolinggo akan menjadi pelabuhan internasional di masa depan karena telah memenuhi standar keamanan fasilitas pelabuhan internasional berdasarkan International Code For Security of Ships and Port Facilities (ISPS Code) yang diterbitkan oleh Kemenhub RI.

Keberadaan pelabuhan-pelabuhan di Jawa Timur mendukung konsep zonasi pelayanan transportasi laut di provinsi tersebut. Zonasi ini bertujuan agar kegiatan bongkar muat tidak hanya terpusat di Surabaya, mengurangi biaya transportasi, menumbuhkan pusat ekonomi baru, dan meningkatkan daya saing Jawa Timur.

Zona Jawa Timur terbagi menjadi beberapa wilayah: bagian utara (Lamongan, Tuban, Bojonegoro) dilayani oleh Pelabuhan Brondong, Paciran, dan Lamongan Integrated Shorebase; wilayah Surabaya, Gresik dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Perak, Gresik, JIIPE, dan Teluk Lamong; wilayah Situbondo, Jember, Lumajang, Banyuwangi dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Wangi dan Boom Banyuwangi; wilayah Madura dan sekitarnya dilayani oleh pelabuhan-pelabuhan di kepulauan dan Kalianget.

Untuk wilayah selatan Jawa Timur, direncanakan pembangunan Pelabuhan Pacitan, Prigi, dan Sendang Biru. Sementara itu, Pelabuhan Probolinggo akan melayani wilayah Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang. Pelabuhan-pelabuhan ini bukan sebagai pesaing tetapi sebagai komplemen dari Pelabuhan Tanjung Perak.

“Selamat Hari Dermaga Nasional. Semoga peran dermaga dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat terus meningkat dan memberi manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *