BEIJING, RadarBangsa.co.id – Pertemuan tingkat tinggi “PingWest SYNC SEA 2019” berakhir pada 6 Desember di Singapura. Mengambil tema “Shape the Future”, pertemuan ini menjadi ajang pertama dan satu-satunya yang digelar oleh media berita daring (online) ternama dari sektor teknologi. Media-media ini berlatar belakang Tiongkok dan memiliki berbagai reporter yang tersebar di seluruh dunia. Mereka ingin menjembatani berbagai industri teknologi di Tiongkok dan Asia Tenggara, kawasan yang berkembang paling pesat di dunia.(27/12)
“Tujuan kami ialah mendobrak batasan dan memperkenalkan ekosistem serta kalangan wirausaha teknologi Asia Tenggara kepada berbagai perusahaan dan investor teknologi asal Tiongkok yang ingin merambah pasar luar negeri,” ujar Thomas Luo, Salah Satu Pendiri, CEO & Pemimpin Redaksi PingWest ketika membuka ajang tersebut.
Pertemuan tingkat tinggi tentang teknologi ini mendatangkan lebih dari 300 pemimpin industri dan investor. Mereka berasal dari sejumlah perusahaan ternama seperti Ant Financial, Alibaba Cloud, Google Cloud, Twitter, ZEGO Technology, serta pemain terkemuka dari sektor modal ventura seperti Sequoia Capital, Plug and Play Tech Center, serta Golden Gate Ventures. Para tamu dari berbagai jenis sektor mengulas beragam topik seperti penggunaan data intelligence untuk memberdayakan Asia Tenggara, penerapan kecerdasan buatan (AI) di industri teknologi finansial (tekfin) Asia Tenggara yang tengah berkembang, cloud computing, identifikasi biometri, blockchain, dan berbagai aksi investasi pada seluruh jenjang.
Caixin dan Lianhe Zaobao (Nanyang Sin-Chew United Morning News) termasuk di antara 20 media berita domestik dan Singapura yang berpartisipasi serta melaporkan ajang “PingWest SYNC SEA 2019”.
Para pemimpin industri global memaparkan pandangannya dan mengupas masa depan inovasi serta tren-tren yang kelak merumuskan industri. Wu Shilin, Head of Global Business, Zoloz, turut hadir. Zoloz ialah perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang identifikasi biometri untuk industri keuangan yang diinkubasi Ant Financial. Wu Shilin menguraikan strategi pengembangan teknologi yang dijalankan Zoloz dalam pemindaian data dan biometri di masa depan. Zoloz menyediakan teknologi electronic Know Your Customer (e-KYC) bagi sektor keuangan. Teknologi ini dimanfaatkan berbagai bank dan lembaga keuangan ternama di seluruh dunia.
Dalam paparannya, Wu menyebutkan, identitas digital berawal dari faktur tunggal seperti nama pengguna dan kata sandi, lalu ditingkatkan dengan faktor keamanan tambahan seperti SMS, token, dan smart card. Kini, identitas digital telah berkembang menjadi autentikasi sederhana dalam ponsel pintar dengan teknologi pemindaian biometri. Teknologi ini dapat dimanfaatkan pasar Asia Tenggara, mengingat jangkauan internet seluler berkecepatan tinggi yang terus membaik.
Salah satu misi Zoloz ialah membantu pihak bank dan lembaga keuangan agar mereka mampu menyajikan layanan yang lebih banyak serta lebih baik kepada 1,7 miliar penduduk Asia Tenggara. Penduduk yang sebelumnya tidak mengakses layanan perbankan sekarang dapat membuka rekening baru, serta mengajukan pinjaman dan berinvestasi daring (online) lewat ponsel pintar mereka. Di saat bersamaan, lembaga-lembaga keuangan menghemat ratusan juta jam dengan memperingkas layanannya.
Dalam paparannya tentang kecerdasan buatan untuk kalangan perusahaan, Lawrence Lu, Managing Director, Asia dan Singapura, Tongdun Technology, mengemukakan tingginya risiko aksi penipuan di Asia Tenggara. Hal ini terjadi seiring dengan pesatnya perkembangan industri internet. Lu juga membahas bagaimana cara perusahaan untuk memitigasinya lewat bantuan kecerdasan buatan.
Asia Tenggara paling banyak mengalami aksi penipuan di antara kawasan Asia Pasifik lain. Porsi nilai kerugiannya hampir 40% dari total Asia Pasifik, yakni mencapai US$ 650 juta, menurut beragam sumber data. Berdasarkan data yang diolah perusahaan Lu, serangan bot menjadi metode penipuan yang paling umum ditemui di Asia Tenggara, berkontribusi sebesar 64,2% di antara aksi penipuan pada enam negara Asia Tenggara yang dikaji.
Tongdun Technology membantu kalangan perusahaan untuk memitigasi risiko tersebut dengan menerapkan algoritme yang sangat canggih pada sistem manajemen risiko. Algoritme ini mempermudah perusahaan dalam mengidentifikasi pola mencurigakan dan transaksi penipuan. “Kami yakin, teknologi ini dapat membantu klien-klien institusional untuk melakukan manajemen risiko yang lebih baik dan menghindari aksi penipuan secara efektif,” jelas Lawrence Lu dalam paparannya di sesi pagi ajang “SYNC SEA 2019”.
Industri cloud computing Asia Tenggara telah berkembang dalam hal investasi dan layanan. Alibaba Cloud dan Google Cloud, dua penyedia jasa cloud computing terbesar di kawasan tersebut, juga tampil di acara PingWest.
Dr. Derek Wang, General Manager, Alibaba Cloud Singapore, berkata, teknologi cloud memberdayakan perekonomian digital Asia Tenggara. Teknologi ini menyediakan dukungan yang dibutuhkan usaha kecil dan menengah serta besar. Penyedia jasa cloud seperti Alibaba sering memberikan dukungan besar supaya para pelanggan meraih sukses.
“Permintaan untuk merambah pasar Asia Tenggara kian bertambah, baik dari perusahaan besar maupun UKM. Alibaba Cloud akan memberikan konsultasi dan infrastruktur teknologi yang diperlukan,” ujar Wang. Ia juga menambahkan, Alibaba Cloud optimis dengan kemampuannya untuk membantu berbagai pelaku usaha lokal dari segala skala usaha dan latar belakang sehingga mereka mampu berkembang di Asia Tenggara, serta memperluas kesuksesannya ke wilayah lain. Alibaba Cloud kini memiliki 56 zona ketersediaan layanan di seluruh dunia, tujuh di antaranya terletak di Asia Tenggara, yakni Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
Mark Johnson, Head of Enterprise Specialists, Asia Pasifik, Google Cloud, menjelaskan, penyedia layanan cloud asal Amerika Serikat ini mengandalkan teknologi machine learning yang meraih penghargaan. Teknologi tersebut mampu membantu pelanggan untuk mengkaji data berjumlah masif secara lebih baik, serta mendeteksi ancaman secara lebih cepat dan akurat.
Ajang “PingWest 2019 SEA conference” juga ingin membina hubungan antara investor global dan lokal dengan perusahaan dan wirausaha di Asia Tenggara. Pieter Kemps, Principal, Sequoia Capital, mengatakan, Asia Tenggara berpotensi besar dan pihaknya telah mengalihkan fokus serta menginvestasikan lebih banyak waktu dan dananya ke kawasan tersebut.
“Berbagai teknologi di Asia Tenggara mulai berkembang. Anda dapat melihat banyak modal segar mengalir ke wilayah ini sebab kalangan investor menyadari bahwa perusahaan teknologi di sini mengalami laju pertumbuhan yang serupa dengan beberapa perusahaan yang berkembang paling pesat di dunia,” jelas Russ Neu, Partner, Quest Ventures.
Digelar pada 6 Desember, sesi cruise dinner disponsori Bank of Singapore. Para pemimpin industri, pendiri usaha rintisan, dan perusahaan modal ventura menghadiri acara ini. Mereka mengupas sejumlah topik di Asia Tenggara, AI, serta tekfin dan gaya hidup. Sambil mencicipi makanan lezat dan wine, serta berpartisipasi dalam game interaktif, berbagai pemimpin industri mempererat hubungannya dengan PingWest guna melanjutkan kerja sama lintasnegara. (RF)