SAMPANG, RadarBangsa.co.id – Selama dua pekan warga yang ada di Perkotaan Sampang Madura Jawa Timur disibukkan dengan banjir yang melanda secara beruntun
Hiruk pikuk warga masyarakat menghadapi dan menyikapi banjir yang melanda, sedikit kepanikan dirasakan karena walaupun sebenarnya sudah terbiasa menghadapi banjir namun 2 tahun belakangan sempat vakum dari banjir
Terlebih setelah adanya 5 Rumah Mesin Pompa air dan upaya normalisasi Sungai Kemuning yang dibangun oleh Pemprov
Tetapi kondisi kepanikan berbuah positif karena dengan kondisi itu semakin meningkatkan kepedulian bersama seperti semakin banyaknya Dapur umum mandiri selain yang dibentuk Pemerintah, belum lagi kepedulian dari Ormas, LSM serta Lembaga lainnya dalam membantu warga terdampak banjir walaupun hanya dengan nasi bungkus dan air mineral
Hikmah lainnya adalah mendorong kecerdasan warga masyarakat terhadap fenomena alam dan adanya perubahan peta genangan air pasca Pembangunan Rumah Mesin Pompa air
“Sekarang ini yang merasakan banjir lebih awal yaitu area perkampungan yang dekat dengan sungai, padahal kampung kami dulu belakangan,” ujar Arif warga jalan Seruni Sabtu 19/12
Pernyataan Arif di tegaskn oleh Slamet Oerip warga di kampung yang sama
“Dulunya yang terdampak banjir lebih awal jalan Imam Bonjol, Suhadak dan Melati, baru ke tempat lain,” ungkapnya
Ia sampai saat ini masih belum berani menurunkan barang yang sudah diselamatkan, karena khawatir ada banjir susulan
Ditambahkan banjir susulan keempat di jalan Seruni ketinggiannya hampir 1 m
Pernyataan emosi sempat dilontarkan oleh Ali Yasin warga jalan Bahagia Sabtu pagi 19/12
“Percuma ada Rumah Mesin Pompa, air sudah menggenangi perkampungan tapi Pompa Mesinnya tidak difungsikan,” celotehnya dengan nada tinggi
Ungkapan yang hampir sama disampaikan oleh Riyanto warga jalan Pemuda Baru Sabtu malam 19/12
“Dulu tidak setinggi ini, sekarang banjir kecil saja di kampung ini ketinggiannya mencapai perut orang dewasa,” ucapnya heran
Ia berharap Pemerintah harus mengevaluasi, sebab keberadaan Rumah Mesin Pompa berfungsi untuk menghalau, mempercepat dan meminimalisir sebaran air
Namun faktanya dengan keterbatasan yang ada berdampak terhadap perkampungan didekat sungai
Sebelumnya pada rabu malam 9/12 luapan Sungai Kemuning akibat curah hujan yang tinggi di Kecamatan Kedungdung dan Robatal menggenangi perkampungan di area rawan banjir Desa Kamoneng hingga meluas ke jalan Raya
Curah hujan yang tinggi ini ternyata merata dan melanda Kecamatan Tambelangan dan Jrengik
Keesokan harinya tumpahan air di Desa Kamoneng ini menyebar ke wilayah Kecamatan Sampang hingga menggenangi 6 Desa dan 5 Kelurahan
Genangan air terjadi selama 3 hari dan berakhir jumat 11/12 karena hujan di Desa Kedungdung dan Robatal terus mengguyur
Belum kering dari genangan air disusul banjir susulan minggu 13/12 akibat hujan seharian di dua Kecamatan, namun kondisi air tidak terlalu besar dan cepat berlalu
Banjir susulan berikutnya terjadi pada rabu 16/12 akibat curah hujan yang deras di Kecamatan Karang Penang dan Kedungdung, dan susulan ketiga ini hanya menggenangi beberapa Kelurahan di Kecamatan Sampang
Kini sabtu 19/12 banjir susulan keempat kembali melanda warga di Perkotaan, informasinya banjir keempat kalinya ini akibat hujan deras di Kecamatan Kedungdung dan Robatal jumat malam 18/12
Kondisi air lebih kecil dari banjir yang pertama, namun di beberapa wilayah di Kelurahan Dalpenang, Gunung Sekar dan Kelurahan Rongtengah ketinggian air diperkirakan 30 cm bahkan ada yang ketinggiannya mencapai 100 cm seperti di jalan Seruni, Pemuda Baru dan Pemuda Bahari.
(Her)