SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mendampingi Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dalam acara pembukaan Asian Pacific Aquaculture (APA) 24 di Grand City Convention & Exhibition Hall Surabaya, Kamis (4/7).
Dalam pembukaan APA24 yang bertema ‘Aquaculture: Diving the blue economy’ ini, Wapres RI Ma’ruf Amin didampingi oleh Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Pj. Gubernur Adhy menyatakan bahwa APA24 adalah wadah bagi investor, peneliti, akademisi, dan pelaku usaha di bidang budidaya perikanan, baik domestik maupun internasional, untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan.
“Diharapkan kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dengan pelaku usaha serta akademisi akan menghasilkan terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan ekonomi biru yang komprehensif dalam bidang kelautan dan perikanan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Adhy menambahkan bahwa peningkatan SDM di sektor kelautan dan perikanan sangat penting untuk mendukung ekonomi biru yang kuat demi kesejahteraan Indonesia.
“Kami sedang membangun program-program untuk meningkatkan kapasitas SDM, terutama di sektor kelautan dan perikanan yang membutuhkan perhatian khusus,” katanya.
Adhy menambahkan, SDM yang ada perlu didukung dengan peningkatan kapasitas agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
“InsyaAllah, Jawa Timur berkomitmen untuk meningkatkan program-program di bidang perikanan dan kelautan,” ungkapnya.
Selain itu, Adhy memastikan bahwa Jawa Timur berkomitmen untuk mewujudkan ekonomi biru melalui berbagai program yang menyasar SDM dan peningkatan hasil produksi. Program-program tersebut telah masuk dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“RKPD-nya sudah mencakup sektor kelautan, termasuk industri wisata sektor kelautan. Mohon dukungan dan support agar semuanya bisa sinkron,” jelasnya.
Pj. Gubernur Adhy menyatakan bahwa Jawa Timur memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi biru di Indonesia, dengan garis pantai sepanjang 3.543,54 km dan pengelolaan wilayah laut seluas 5,2 juta hektar yang melewati 22 kabupaten/kota.
“Jawa Timur memiliki SDM di sektor kelautan dan perikanan, termasuk 222.780 nelayan, 262.838 pembudidaya ikan, 6.613 petambak garam, 9.241 pengolah ikan, dan 19.120 pemasar produk hasil perikanan,” tuturnya.
Jawa Timur juga menjadi provinsi dengan produksi perikanan tangkap sebesar 609.685,85 ton, produksi perikanan budidaya tertinggi ketiga nasional sebesar 1.359.934,91 ton, dan produksi garam tertinggi nasional yang mencapai 847.011,33 ton. Selain itu, Jawa Timur adalah provinsi dengan volume ekspor perikanan tertinggi nasional mencapai 361.356,91 ton.
Sementara itu, Wapres RI Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan hampir 60 persen wilayah berupa perairan, menjadikan konsep ekonomi biru sebagai salah satu strategi pembangunan nasional.
Indonesia, kata Wapres Ma’ruf, memiliki visi dan misi untuk menjadi poros maritim dunia dengan meningkatkan kontribusi sektor kelautan terhadap perekonomian nasional dan mengembangkan program-program yang mengedepankan inovasi di bidang perikanan dan pariwisata laut.
“Oleh karena itu, kerangka kerja sama pengembangan ekonomi biru harus melibatkan pemerintah, pelaku usaha, investor, dan akademisi untuk menciptakan kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi,” jelasnya.
Melalui APA24, Wapres Ma’ruf mengajak semua pihak untuk melihat budidaya perikanan bukan hanya sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai pendorong perekonomian masyarakat.
Inovasi teknologi akuakultur berkonsep ekonomi biru harus terus diimplementasikan agar dapat menjaga keberlanjutan lingkungan dan menjadi motor penggerak perekonomian serta pemberdayaan masyarakat.
“Penerapan akuakultur dalam konsep ekonomi biru harus memberikan efek berganda dan nilai tambah, khususnya dalam perluasan lapangan kerja, pemerataan ekonomi inklusif, dan kesejahteraan masyarakat sambil menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi,” jelasnya.
Kementerian dan lembaga terkait harus terus memberikan perhatian pada riset dan perekayasaan teknologi untuk pengembangan akuakultur berbasis ekonomi biru, serta menjadikan forum ini sebagai tempat pertukaran informasi dan berbagi hasil penelitian serta inovasi terbaru di bidang akuakultur.
“Saya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan investasi di bidang budidaya perikanan Indonesia, serta menumbuhkan inovasi dan teknologi budidaya perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” pungkasnya.