TULUNGAGUNG, RadarBangsa.co.id – Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, meresmikan kawasan kuliner halal di Pasar Sore Tulungagung pada Kamis (3/10). Ini menjadi yang pertama di Jawa Timur dan dirancang sebagai proyek percontohan bagi kabupaten dan kota lainnya.
“Kawasan kuliner halal di Tulungagung ini adalah yang pertama di Jawa Timur. Kami berharap daerah lain dapat meniru dan mengembangkan pola kerja sama ini. Provinsi Jatim siap berkolaborasi,” ujar Adhy.
Ia menjelaskan bahwa kawasan kuliner halal ini merupakan langkah penting dan menunjukkan komitmen bersama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui usaha kecil, menengah, dan koperasi (KUKM) yang berkelanjutan serta berkualitas.
“Kebanggaan tersendiri karena Pemprov Jatim tidak hanya fokus pada industri halal dan pariwisata halal, tetapi juga menjadikan makanan halal sebagai upaya strategis untuk menjamin kualitas dan kehalalan produk bagi masyarakat,” tambahnya.
Adhy juga menyoroti pentingnya peran KUKM di Jatim, yang menyumbang lebih dari setengah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi. Pada 2022, kontribusinya mencapai 58,36 persen atau sekitar Rp 1.593,67 triliun, dan meningkat pada 2023 menjadi 59,18 persen atau Rp 1.747,991 triliun.
Untuk mendorong pengembangan sektor halal ini, Adhy mengatakan bahwa Pemprov Jatim terus mempercepat proses sertifikasi halal bagi pelaku KUKM, dengan dukungan 12 lembaga pemeriksa halal, 47 lembaga pendampingan proses produk halal, serta berbagai fasilitas lain seperti rumah potong hewan bersertifikat halal dan juru sembelih halal bersertifikasi.
“Kami mempercepat proses sertifikasi halal bagi pelaku KUKM, memberikan pelatihan dan pendampingan agar produk mereka mampu bersaing,” jelasnya.
Selain itu, Adhy menekankan pentingnya pengelolaan kawasan kuliner halal, termasuk penataan lahan parkir yang baik, untuk memastikan keberlanjutan kawasan tersebut dan mendukung perekonomian lokal.
Industri halal di Jawa Timur, menurut Adhy, menunjukkan perkembangan positif. Terlebih dengan adanya perpanjangan tenggat kewajiban sertifikasi halal hingga 17 Oktober 2026, ada peluang besar untuk mempercepat proses sertifikasi ini melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga.
“Saat ini kami berada di peringkat tiga besar secara nasional dalam jumlah sertifikat halal yang diterbitkan, dan kami ingin memastikan Jawa Timur menjadi yang pertama,” tegas Adhy.
Dalam laporan State of The Global Islamic Economy (SGIE) 2023/2024, disebutkan bahwa impor produk halal oleh negara-negara OKI pada 2022 mencapai USD 359 miliar dan diproyeksikan tumbuh menjadi USD 492 miliar pada 2027.
Pada kesempatan tersebut, Adhy juga menyerahkan sertifikat halal, fasilitas HACCP, serta bantuan dari Baznas berupa gerobak senilai Rp 5.000.000 dan modal usaha sebesar Rp 1.500.000 kepada penerima manfaat.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin