SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menyelenggarakan dzikir dan doa kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 pada Kamis (15/8) malam di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Menurut Adhy Karyono, dzikir dan doa bersama ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT, setelah bangsa Indonesia mengalami penjajahan selama bertahun-tahun. “Ini adalah bentuk syukur kita atas nikmat kemerdekaan yang diberikan Allah SWT kepada bangsa Indonesia,” ujarnya.
Adhy menambahkan bahwa momentum dzikir dan doa kebangsaan ini juga dimanfaatkan untuk merenungkan dan meneladani perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga mereka demi kemerdekaan Indonesia. “Kemerdekaan Indonesia tidak diperoleh dengan mudah, melainkan melalui perjuangan dan pengorbanan besar dari para pejuang, pahlawan, dan perintis kemerdekaan. Tanpa izin dari Allah, kita tidak akan bisa meraih itu semua,” jelas Adhy.
Lebih lanjut, Adhy Karyono menjelaskan bahwa dzikir dan doa ini juga bertujuan untuk memperkuat rasa persaudaraan, persatuan, dan kebersamaan di antara masyarakat. Menurutnya, rasa persaudaraan dan persatuan yang sudah terjalin harus terus dipupuk agar semakin kuat dan kokoh. “Salah satu cara untuk mempererat persaudaraan adalah dengan berdoa bersama dan mengingat Allah, agar kerukunan di antara kita semua tetap terjaga,” katanya.
Adhy juga menekankan pentingnya mengisi kemerdekaan yang telah diraih dengan berbagai hal positif. Salah satunya adalah dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, karena kemampuan untuk beribadah dengan bebas merupakan sebuah nikmat yang harus disyukuri. “Di belahan dunia lain, masih banyak negara yang rakyatnya sulit beribadah karena konflik atau situasi yang tidak kondusif,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa mengisi kemerdekaan dapat dilakukan dengan mencintai negara, yang bisa diwujudkan melalui dukungan terhadap kebijakan, program, dan aturan yang bermanfaat bagi masyarakat. Di sisi lain, Adhy mengingatkan bahwa sebagai bagian dari aparatur negara, kita juga memiliki tanggung jawab untuk menolak atau mengkritisi kebijakan yang dinilai tidak bermanfaat, dengan cara yang bijaksana.
Adhy menambahkan, kontribusi terhadap negara dapat diwujudkan melalui inovasi, legitimasi, atau warisan positif sesuai dengan bidang masing-masing. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk saling menguatkan, bersatu, serta meningkatkan rasa kebersamaan dan gotong royong, mengingat tantangan di masa depan yang semakin beragam.
“Semoga dzikir dan doa yang dipanjatkan malam ini dapat menjadi perantara agar masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur, selalu dilindungi dari segala bencana dan marabahaya,” harapnya.
“Ini juga merupakan ikhtiar untuk memperkuat keteguhan hati seluruh masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkasnya.