PASURUAN,RadarBangsa.co.id – Kondisi plengsengan yang berada disepanjang jembatan Sungai Petung Kelurahan Bakalan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, Jawa Timur kembali ambrol setelah diterjang luapan air pada Selasa (7/1) malam.
Selain diterjang derasnya air kiriman dari hulu yang begitu besar, ambrolnya plengsengan sepanjang kurang lebih 50 meter pada sebelah sisi timur itu juga disebabkan karena dari faktor konstur tanah yang kurang labil.
Sehingga kondisi bangunan plengsengan yang baru selesai dikerjakan pada akhir Desember 2019 itu mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan separuh dari kondisi pekerjaan yang ada habis terseret arus sungai.
Untuk memantau situasi kondisi air sungai serta mengantisipasi terjadinya banjir akibat luapan air sungai ke permukiman, Lurah Bakalan bersama warga setempat dan juga dari pihak BPBD Kota Pasuruan standby dilokasi Sungai Petung.
“Saya bersama warga akan terus memantau kondisi air sungai dan tentu dengan melihat kondisi plengsengan yang ambrol ini sangat disayangkan, karena yang ditunggu tunggu warga adalah bangunan plengsengan ini supaya menghindari banjir ditahun sebelumnya”. Kata Lurah Bakalan, Setyo Yudi Wurwanto saat dilokasi Sungai Petung.
Atas kejadian tersebut, Dirinya berharap agar secepatnya ada penanganan terhadap kondisi plengsengan yang rusak. Karena menurutnya bahwa kerusakan yang terjadi murni dari faktor alam dan juga kondisi tanah didaerah tersebut memang dinilai kurang mendukung yang mana berkonstur lumpur walet (tanah lembek).
“Kami harap segera ditangani karena kerusakan yang terjadi semakin parah, dan memang tanah ini paling labil jadi harus betul betul diperhitungkan kontruksi pekerjaan misalnya dibuat semacam bronjong agar lebih kuat. Dan saya rasa ini memang karena faktor alam dari derasnya arus sungai ditambah kondisi tanah yang labil membuat bangunan plengsengan ambrol”. Imbuhnya Lurah Bakalan.
Sementara dari pihak BPBD sendiri pihaknya juga selalu siaga penuh, termasuk di sungai besar lain yang ada di Kota Pasuruan dan selalu monitoring disetiap sungai salah satunya Sungai Petung, Gembong dan Sungai Welang.
“Memang konstur tanahnya lembek ditambah debit air sungai yang tinggi membuat bangunan tidak kuat menahan derasnya air dan solusinya harus dibuat semacam bronjong. Namun beruntung kondisi ambrolnya plengsengan dengan jarak rumah atau permikiman warga cukup jauh, sehingga tidak mengancam keselamatan warga”. Ujar Jainul Wakar, selaku staf BPBD Kota Pasuruan.
Selanjutnya pihak BPBD juga menghimbau kepada masyarakat agar tetap selalu mewaspadai terjadinya banjir karena intensitas curah hujan tinggi yang mana menyebabkan air sungai meluap.
“Untuk masyarakat tetap waspada, sesuai prakiraan cuaca dan himbauan BNPB Jatim untuk wilayah Kota Pasuruan khususnya waspada bencana terutama dicurah hujan yang tinggi. Kita bersama tim akan selalu siaga dua puluh empat jam dan akan terus memantau perkembangan air sungai yang ada”. Pungkasnya Jainul. (Ank/Ek)