SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Minimnya minat baca di Perputakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Sumenep Jawa Timur membuat sebagian pengunjung prihatin, sehingga mereka berikan tiga solusi alternatif yaitu koleksi buku harus lengkap, sosialisasi yang masif tentang pentingnya membaca, dan ruang perpustakaan yang strategis. Sabtu (14/03/2020).
Ani, salah satu pengunjung Perpusda Sumenep, kepada media ini menyampaikan, merasa prihatin dengan keberadaan Perpusda Sumenep. Dari rasa keprihatiannya berharap agar Perpusda memperkaya lagi koleksi buku sehingga kebutuhan pembaca terpenuhi.
“Yang saya alami sebagai pengunjung di Perpusda, seperti pencarian buku yang dibutuhkan seringkali tidak ada. Sebenarnya saya kesini ingin cari referensi untuk tugas sekolah saya tapi apa yang saya cari malah tidak ada, yang ada malah sama seperti buku mata pelajaran saya, jadi saya harap penambahan koleksi buku itu lebih di prioritaskan,” ungkapnya.
Lebih lanjut kata Ani, Adapun solusinya, diharapkan agar sosialisasi tentang pentingnya membaca lebih ditingkatkan dan di dukung dengan ruang Perpusda yang strategis.
“Sosialisasi itu sangat penting baik melalui media cetak maupun online jadi itu harus masif dilakukan dan selebihnya ruang Perpusda harus strategis, kalau seperti ini sudah ada dipojok paling belakang dan tersembunyi lagi,” imbuhnya.
Lina, pengunjung aktif Perpusda juga ikut mengomentari keberadaan Perpusda. Menurutnya jika di lihat dari luar area bagunan perpustakaan juga kurang meyakinkan, bahkan bagi orang yang baru ingin mengunjungi Perpusda akan mengalami kebingungan.
“Sebenarnya teman-teman saya banyak yang butuh buku penunjang untuk pembuatan makalah mereka hanya saja ketika saya sarankan pinjam ke perpusda dia malah balik tanya perpusda itu di mana sih tempatnya,” terangnya.
Seorang petugas pelayanan Perpusda Sumenep menjelaskan bahwa buku yang ada sudah lumayan lengkap sebab pertahun ada penambahan koleksi buku sebanyak 500 buku bahkan bisa lebih.
“Penambahan koleksi buku itu di sesuaikan dengan anggarannya, biasanya tiap tahun itu di tambah sebanyak 500 buku bahkan kadang lebih,” tukasnya. (ENNO).