MATARAM, RadarBangsa.co.id – Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh yang harus dijaga dengan baik. Jika tidak dijaga dengan baik, maka akan menyebabkan berbagai penyakit seperti anemia, gangguan elektrolit, dan penumpukan racun dalam tubuh. Gangguan pada ginjal juga dapat membuat aktivitas sehari-hari menjadi tidak normal.
Beberapa jenis penyakit ginjal yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia antara lain batu ginjal, infeksi ginjal, dan gagal ginjal. Batu ginjal merupakan penumpukan zat dan mineral yang membentuk kristal atau batu di ginjal, yang umumnya disebabkan oleh asam urat atau infeksi saluran kemih.
Sementara itu, seseorang juga dapat mengalami gagal ginjal, baik gagal ginjal kronis maupun gagal ginjal akut. Penanganan penyakit ginjal berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan penyakit.
Pasien-pasien gagal ginjal stadium tahap akhir dengan gejala berat (seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, sesak nafas, bengkak-bengkak, kesadaran menurun dll) yang membutuhkan terapi pengganti ginjal ada 2 macam dengan cangkok ginjal dan dialisis atau cuci darah.
Cangkok ginjal adalah metode terapi pengganti ginjal yang paling ideal tetapi membutuhkan waktu persiapan yang lama. Cuci darah dengan mesin yang dikerjakan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas cuci darahnya setiap 2-3x seminggu, ada metode lain yang bisa dikerjakan sendiri di rumah secara mandiri tanpa harus ke RS yaitu dengan cuci darah melalu peritoneal dialisis berkesinambungan atau CAPD.
Apa keunggulan CAPD dibandingkan dengan cuci darah dengan mesin (hemodialisis/HD). CAPD cara kerjanya lebih alami bisa dilakukan terus menerus seperti halnya fungsi ginjal bekerja setiap saat diantaranya mudah dilakukan sendiri di rumah, di kantor dan dimana saja, tidak menggangu fungsi jantung, tekanan darah lebih terkendali, mempertahankan fungsi ginjal sisa lebih lama dibandingkan dengan HD, tidak perlu penusukan dengan jarum berkali-kali, tidak perlu ke RS 2-3x seminggu, kebutuhan obat eritropitin dalam penanganan anemia lebih sedikit, jenis makanan dan minuman lebih bebas dan bervariasi, serta dapat beraktifitas dengan normal dan lebih mudah saat bekerja ataupun bepergian ke luar kota karena CAPD dilakukan secara mandiri, bisa di rumah atau di kantor dan tidak perlu menggunakan mesin dan tenaga kesehatan.
Sayangnya, tidak semua rumah sakit daerah memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan tindakan medis pada penderita ginjal. Jika harus merujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap, hal itu tentu akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, RSUD Provinsi NTB saat ini sudah memiliki layanan CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) guna membantu meringankan masyarakat yang memiliki penyakit ginjal, terutama penderita ginjal kronis dan akut yang memerlukan tindakan medis secara intensif, seperti melakukan operasi atau cuci darah secara berkala. Layanan tersebut dihadirkan karena banyaknya permintaan dari masyarakat.
Direktur RSUD Provinsi NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., MH berharap dengan adanya pemasangan CAPD di RSUD Provinsi NTB, pasien gagal ginjal di NTB lebih cepat dan mandiri diberikan pelayanan sehingga tidak lagi merujuk pasien ke luar daerah.
“Harapan kami dengan pemasangan CAPD ini, pasien lebih cepat dan mandiri diberikan pelayanan. Kami juga tidak akan merujuk ke Bali pasien yang ingin memasang CAPD,” ucapnya.
Jack juga mengatakan bahwa pasien yang ada diluar NTB seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali juga bisa melakukan pemasangan CAPD di RSUD Provinsi NTB. Mengingat daftar antrean pemasangan CAPD di RS Sanglah Bali cukup panjang.
“Jadi pasien itu juga bisa datang ke ke Lombok memasang CAPD di RSUD Provinsi NTB,” jelasnya.
Dokter Jack bersyukur SDM tenaga medis di RSUD Provinsi NTB berhasil melaksanakan operasi pemasangan CAPD kepada pasien dengan lancar. Ia mengatakan pasien perdana yang dipasangkan CAPD ini adalah penderita gagal ginjal yang masih berusia muda kisaran 26 tahun.
Ini artinya pola penyakit gagal ginjal tidak hanya menyerang warga yang berusia lanjut. Untuk itu ia mengimbau masyarakat juga menjaga kesehatannya dengan pola hidup yang baik dan sehat. Meskipun sejumlah layanan kesehatan kini telah disiapkan di rumah sakit. Satu per satu layanan yang biasanya dirujuk ke luar daerah sekarang disiapkan di RSUD Provinsi NTB.
“Setelah lebaran akan kami lanjutkan pemasangan CAPD kepada pasien gagal ginjal yang lain. SDM kami ahli ginjal juga sudah siap ditambah ada beberapa dokter yang sekolah segera lulus,” tutup Dokter Jack.