PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Keberadaan bangunan stand Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan yang baru diselesaikan proses pekerjaan pada beberapa hari lalu, ternyata banyak dikeluhkan sejumlah pedagang.
Pasalnya para pedagang mengaku bahwa pihak pelaksana dan dinas terkait, selain tidak memikirkan faktor kenyamanan juga tidak memperhatikan dari sisi keselamatan. Baik bagi para pedagang itu sendiri maupun para pembeli.
Mengingat tak sedikit stand atau bedak yang ditempati oleh pedagang, mengalami kebanjiran ketika hujan turun pada beberapa hari lalu. Hal itu dikarenakan sistem pemasangan atap yang jauh lebih tinggi dari kondisi talang air, sehingga terdapat celah air masuk.
Diketahui bahwa pekerjaan itu sudah diserah terimakan pertama dalam Provisianal Hand Over (PHO) oleh pihak pelaksana kepada Dinas terkait, dimana proses tersebut dilaksanakan setelah waktu pelaksanaan pekerjaan selesai dilakukan.
Selain itu dikarenakan sistem pemasangan talang air yang dinilai kurang optimal dan tidak memperhatikan tingkat elevasi, membuat air masuk melalui celah sambungan talang air lalu membanjiri ke stand stand atau bedak baru yang terdapat di blok H.
Akibat kondisi tersebut banyak pedagang merasa kelimpungan berbenah dan mengeluh, lantaran barang dagangannya harus terkena air dan membanjiri lantai dasar stand. Bahkan ada pedagang yang merugi hingga puluhan juta, karena tidak bisa berjualan selama proses perbaikan stand dilakukan.
“Gimana Mas….!! Dibangun bukannya mengurangi permasalahan, eh justru menambah permasalahan. Lah sekarang ini loh, saya meskipun tidak mengerti ilmu bangunan disini terlihat jelas air yang masuk kayak air terjun. Belum lagi air terkena angin secara otomatis masuk, lah orang kondisinya kayak gini Mas…!!”. Ujar Sofyan, salah satu pedagang klontong kepada awak Radar Bangsa saat dikonfirmasi pada Sabtu (21/12) pagi.
Dirinya juga mengeluhkan terkait tidak adanya pertanggung jawaban dari pihak pelaksana, untuk melakukan perbaikan terhadap pemasangan besi wiremesh atau plafon stand yang banyak mengalami kerusakan akibat diinjak pekerja saat memasang dinding tambahan dan juga atap utama.
“Terus kayak semacam atap besi kayak gini, inikan fungsinya sebagai pelindung atas. Katanya mau diperbaiki, nyatanya sampai sekarang tidak dibenahi dan rata rata semua mengalami kerusakan. Setelah diinjak injak, ternyata tidak tanggung jawab”. Ungkap Sofyan serasa merasa kesal.
Sementara sahut pedagang lain juga mengeluhkan terkait kondisi rel rolling door besi yang terpasang ditiap pintu masuk stand atau los pasar, yang mana kondisinya jauh lebih tinggi daripada lantai dasar. Sehingga tidak sedikit para pembeli atau pengunjung pasar yang terjatuh, akibat tersandung rel rolling door besi tersebut.
“Bukan hanya itu Mas…..!!, banyak orang yang jatuh kesandung rel. Kemarin aja, ada orang jalan sambil bawah ayam dan tersandung lalu jatuh. Udah itu orangnya terjatuh merasa kesakitan, ditambah ayamnya kabur”. Sahut pedagang lain kepada awak Radar Bangsa.
Melihat kondisi tersebut dilapangan, jelas dalam hal ini pihak pelaksana dinilai tidak melakukan pekerjaan secara optimal dan maksimal hingga proses finishing pekerjaan serta tidak memperhatikan terhadap kwalitas dan kwantitas pekerjaan.
Mengingat, juga terdapat pekerjaan beton disebuah saluran pembuangan atau drainase terlihat banyak yang bongkar. Padahal usia bangunannya sendiri masih tergolong baru alias belum seumur jagung. (Ank/Ek)