LAMONGAN, RadarBangsa.comid – Aksi penolakan masa jabatan Presiden tiga periode terus terjadi. Kali ini giliran Mahasiswa di Lamongan yang tergabung dari elemen GMNI, PMI dan HMI menggelar aksi. Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa ini pun mendapatkan pengawalan dari Polres Lamongan mulai aksi di Tugu Adipura di Jalan Jaksa Agung Suprapto Lamongan. Hingga mereka kemudian long march menuju kantor DPRD Lamongan yang berada di Jalan Basuki Rahmad.
Di depan kantor DPRD Lamongan dalam aksinya masa menolak masa jabatan presiden tiga periode. Aksi Cipayung Lamongan ini juga menyuarakan tuntunan lain seperti kenaikan harga BBM dan juga minyak goreng serta kenaikan PPN..
“Tuntutan pertama Kami, pastinya kita menolak masa jabatan presiden tiga periode, wacanan amandemen UUD 1945 dan Wacanana Penundaan Pemilu,” kata Korlap aksi Amir Mahfud saat di depan Kantor DPRD Lamongan, Rabu (13/4/2022).
Selain menyuarakan penolakan ini, para mahasiswa ini juga menolak kenaikan harga minyak goreng dan BBM. Sebab hal ini telah membuat bahan pokok lainnya turut terimbas naik juga. “Imbas dari isu kenaikan harga BBM adalah naiknya harga bahan pokok. Hal ini juga menyebabkan kelangkaan beberapa bahan pangan di pasar sehingga sulit untuk dijangkau oleh masyarakat. Walaupun ini adalah pola yang selalu berulang, namun pemerintah selalu gagal mengantisipasi hal tersebut,” ujarnya.
Sementara itu aksi demonstrasi ratusan mahasiswa Cipayung Lamongan ini juga mendapatkan pengawalan dari Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana yang turun langsung mengamankan jalannya aksi. Kapolres Lamongan mengatakan sesuai arahan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk mengawal dan mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa dengan mengedepankan pendekatan humanis.
“Polri memberikan dan menjamin setiap warga negara untuk untuk menyampaikan aspirasinya atau memberikan ruang demokrasi. Pendekatan humanis harus terus dilaksanakan dalam mengawal aksi demonstrasi,” kata dia.
Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana juga memerintahkan anggota yang mengamankan aksi unjuk rasa agar tidak menggunakan senjata api. Ini untuk menghindari benturan antara petugas dan mahasiswa.”Kami pastikan tidak ada anggota yang membawa senjata api. Karena kita mengawal bukan melawan,” tandasnya