SIDOARJO, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tengah merencanakan relokasi SMPN 2 Tanggulangin yang berlokasi di Desa Kedungbanteng. Keputusan ini diambil karena setiap musim hujan, sekolah tersebut selalu terendam banjir. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya, seperti peninggian kelas, halaman, dan betonisasi jalan, namun masalah banjir terus menghantui.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, menyatakan bahwa relokasi sekolah merupakan solusi terbaik bagi guru dan siswa agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan normal. “Kami sudah mencoba segala cara, namun banjir yang setiap tahun menghantui SMPN 2 Tanggulangin tidak kunjung terselesaikan. Oleh karena itu, kami akan segera merealisasikan relokasi sekolah ini dalam waktu dekat,” ujar Bupati Ahmad Muhdlor Ali saat melakukan inspeksi mendadak terhadap banjir di Kedungbanteng, Sabtu malam (18/2/2024).
Gus Muhdlor menambahkan bahwa keputusan relokasi ini akan dibicarakan secara matang oleh berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Camat Tanggulangin, pihak sekolah, dan pihak komite sekolah. “Kami akan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk menentukan lokasi relokasi yang tidak rentan terhadap banjir seperti saat ini,” katanya.
Selain itu, Bupati juga menekankan pentingnya diskusi yang baik-baik untuk mencapai kesepakatan bersama terkait pemilihan lokasi baru. “Lokasinya kemungkinan akan mewakili sisi timur Tanggulangin dengan dataran yang agak tinggi agar tidak mengalami banjir lagi,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, Tirto Adi, mengonfirmasi bahwa kebijakan relokasi ini merupakan langkah jangka panjang yang akan dijalankan oleh pihaknya. “Kami siap menjalankan relokasi SMPN 2 Tanggulangin ini,” tegas Tirto.
Dia juga menambahkan bahwa seluruh pihak terkait akan melakukan kajian atau Studi Kelayakan (Feasibility Study) sebelum melakukan relokasi, yang meliputi pemilihan lokasi baru, sumber daya manusia, dan faktor-faktor lainnya.
Tirto juga menekankan pentingnya memastikan bahwa relokasi sekolah tersebut tetap dapat melayani tiga hingga lima desa yang saat ini menjadi cakupan wilayahnya. “Upaya ini harus dipikirkan dengan matang untuk memastikan pemerataan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo,” ujarnya.
Meskipun sedang berencana untuk relokasi, dalam jangka pendek Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga tengah mengambil langkah-langkah seperti peninggian ruang kelas dan pemberian bantuan sepatu karet kepada siswa untuk menghadapi banjir. “Saat ini kami juga memberikan bantuan sepatu karet sebanyak 1.000 pasang. Jadi, walaupun banjir, proses pembelajaran tetap berjalan,” tambahnya.