BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Antusiasme anak muda Banyuwangi untuk menggeluti bisnis pertanian dengan segala subsektornya ternyata masih cukup tinggi. Ini terlihat dari banyaknya anak muda yang mendaftar dalam “Jagoan Tani” Banyuwangi, sebuah ajang untuk menciptakan generasi baru usaha pertanian.
Tidak sampai satu bulan sejak pendaftaran dibuka, terdapat ratusan tim mendaftar. Hingga pendaftaran ditutup, 30 Juni 2021c total terdapat 443 tim mendaftar dengan total 1.528 anak muda yang terlibat.
“Saya sangat mengapresiasi, banyak anak muda yang tertarik dalam bisnis pertanian. Ini kabar gembira untuk terus meningkatkan nilai tambah sektor pertanian,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (5/7/2021).
Dari 443 proposal tersebut, 175 tentang rintisan usaha pertanian dan 268 ide usaha pertanian dengan segala subsektornya, mulai tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perikanan, hingga peternakan.
“Semangat mengembangkan agribisnis dari anak-anak muda Banyuwangi sangat luar biasa, semoga ajang ini bisa terus mendorong lahirnya generasi baru pelaku usaha agribisnis yang bisa memberi nilai tambah ke ekonomi lokal,” papar Ipuk.
Bupati Ipuk mengatakan program ”Jagoan Tani” untuk mengajak anak-anak muda Banyuwangi menggeluti bisnis pertanian dengan segala subsektornya. Hadiah ratusan juta hingga penyediaan lahan untuk usaha disediakan bagi para kandidat terpilih.
Ipuk menjelaskan Jagoan Tani sebagai upaya untuk regenerasi petani. Hasil Sensus Pertanian nasional menyebutkan hanya ada 12 persen petani berusia di bawah 35 tahun. Adapun jumlah petani berusia di atas 45 tahun mencapai 61,8 persen.
”Jagoan Tani hadir untuk menghadirkan paras sektor pertanian yang lebih menarik, ada sentuhan inovasi dan digitalisasinya, sehingga kita berharap anak-anak muda mau melirik pertanian termasuk di dalamnya perkebunan, perikanan, peternakan,” bebernya.
Ipuk menambahkan, konsep Jagoan Tani semakin terintegrasi karena juga ada fase presentasi ke perbankan. ”Saya inginnya bukan hanya perbankan, tapi juga ada pengusaha, ada investor, yang bisa melihat bagaimana anak-anak muda ini presentasi ide gilanya soal dunia pertanian, sehingga nanti bisa dibiayai,” papar Ipuk.
”Berbarengan dengan program Jagoan Tani ini jalan, dinas terkait akan mendampingi, seperti untuk urus perizinan, sehingga ini benar-benar akan menjadi real business, bukan hanya ide bisnis yang tidak dieksekusi,” lanjutnya.
Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan menjelaskan, Jagoan Tani adalah hasil transformasi dari kompetisi bisnis pertanian anak muda yang rutin digelar Banyuwangi sejak 2018.
”Sekarang kita transformasikan menjadi lebih terintegrasi. Bukan hanya ide atau rintisan bisnis pertanian dikompetisikan, tapi juga ada mentoringnya, dikoneksikan dengan perbankan, dan disediakan lahan untuk usaha. Juga tentu ada hadiah Rp120 juta untuk stimulus modal,” jelasnya.
Sejumlah mentor bakal dihadirkan untuk ”mencuci otak” anak muda Banyuwangi terkait konsep bisnis pertanian modern. Ada dosen hingga ada praktisi.
Ada Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia, Panji Winanteya, yang akan menjadi mentor anak-anak muda untuk masuk ke bisnis pertanian. Juga ada Ipang Wahid, pelaku ekonomi kreatif nasional yang kini menggeluti agribisnis.
Selain itu, ada sejumlah akademisi, seperti Dekan Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Ervina Wahyu dan Luh Putu Suciati dari Pusat Inkubator Bisnis Teknologi LP2M Universitas Jember, serta pakar pemasaran digital Cucuk Rustandi.
(*/Hr)