SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh insan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), pelaku koperasi dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menjaga optimisme dan semangat sinergi dalam memperkuat perekonomian daerah. Hal tersebut disampaikan dalam acara Halal Bihalal bersama jajaran komisaris, direksi, pegawai BUMD, anak perusahaan BUMD, serta pelaku koperasi dan UMKM di Jatim International Expo (JIE), Surabaya, Kamis (10/4).
Sebanyak 8.000 orang hadir dalam acara tersebut, termasuk Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Adhy Karyono, serta para kepala perangkat daerah di lingkungan Pemprov Jatim.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya menjaga kekuatan kolektif melalui sinergitas lintas sektor demi menjaga stabilitas ekonomi Jawa Timur di tengah ketidakpastian global yang sedang berlangsung.
“Harapannya panjenengan semua di tengah dinamika kontraksi ekonomi global hari ini tetap memiliki semangat dan kekuatan bahwa Insya Allah ekonomi di Jatim akan terjaga dengan baik melalui sinergitas seluruh kekuatan, elemen, dan institusi di Jawa Timur,” ujar Khofifah.
Ia menyampaikan bahwa setiap tantangan menyimpan peluang, dan untuk itu dibutuhkan pemikiran inovatif, kreatif, serta pendekatan kolaboratif yang berorientasi pada solusi.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya peran strategis BUMD, koperasi, dan UMKM dalam menopang perekonomian daerah, sekaligus sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ia menyebutkan bahwa ketahanan ekonomi daerah harus dibangun dari bawah, dan fondasi utamanya berada pada kekuatan sektor koperasi, UMKM, dan BUMD.
“Sudah saatnya Jawa Timur menguatkan sektor-sektor kunci, baik itu energi, pangan, logistik, maupun pembiayaan, yang semuanya dapat diperkuat melalui peran aktif BUMD,” ungkapnya.
Menurutnya, BUMD tidak hanya berfungsi sebagai entitas bisnis milik daerah, melainkan juga sebagai instrumen strategis pemerintah dalam menjangkau sektor vital seperti logistik, air, pembiayaan, hingga digitalisasi layanan publik.
Dalam upaya memberdayakan pelaku usaha ultra mikro dan memutus ketergantungan terhadap praktik rente, Khofifah juga menyoroti peran program Zakat Produktif. Melalui program ini, pelaku usaha ultra mikro diberikan bantuan zakat sebesar Rp500 ribu agar terhindar dari pinjaman harian berbunga tinggi yang biasa mereka alami.
“Zakat Produktif ini menjadi penyambung nafas usaha bagi mereka yang punya semangat kerja keras. Harapannya bisa terbebas dari rentenir dan memiliki ruang usaha yang lebih luas,” jelasnya.
Selain itu, Pemprov Jatim juga terus mendorong akses permodalan melalui program Bank UMKM dan BPR Jatim, dengan pinjaman modal hingga Rp50 juta, bunga ringan sebesar 3 persen, serta tanpa agunan.
“Harapannya pelaku UMKM Jatim bisa mendapat ruang gerak dengan support permodalan dari bank dengan mudah dan murah bunganya,” ucap Khofifah.
Khofifah berharap BUMD lainnya dapat meniru model-model pemberdayaan tersebut untuk memperkuat daya saing pelaku usaha lokal di tengah kompetisi global. Ia mengajak semua pihak untuk terus bekerja keras, berpikir out of the box, dan mengiringinya dengan doa.
“Ikhtiar bersama, profesionalisme dan kerja keras kita semua akan menjadi jalan kemudahan. Ini bukan kerja satu-dua orang, tapi ikhtiar kolektif kita semua untuk mewujudkan Jatim Dhohiron Wa Batinan,” tuturnya.
Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya kesiapan semua pihak dalam menyongsong masa depan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara.
“Definisi gerbang baru nusantara adalah konsep menjemput masa depan. Kita bukan sekadar menjadi penerima arus barang, tapi pengatur arus komoditas dan penggerak rantai pasok nasional,” ujarnya.
Ia menyebutkan terdapat delapan poin strategis yang harus disiapkan oleh Jawa Timur agar bisa mengambil peran tersebut secara optimal.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Adhy Karyono mengungkapkan bahwa BUMD telah menyumbang pendapatan signifikan bagi APBD Jawa Timur. Hingga saat ini, total dividen yang dihasilkan mencapai Rp6,45 triliun dari penyertaan modal sebesar Rp4,15 triliun.
“Setiap tahunnya rata-rata laba yang disisihkan untuk pendapatan APBD senilai Rp430 miliar,” terang Adhy.
Ia menambahkan, selain sebagai sumber PAD, BUMD juga berperan besar dalam penguatan UMKM yang menopang lebih dari 58 persen struktur perekonomian Jawa Timur.
“Disinilah pentingnya peran BUMD untuk ikut memperkuat UMKM agar terus tumbuh dan mandiri,” ujarnya.
Acara halal bihalal tersebut juga menghadirkan tausiah oleh KH Muhammad Iqdam Kholid (Gus Iqdam). Dalam pesannya, Gus Iqdam menyampaikan harapan agar momentum halal bihalal membawa keberkahan bagi seluruh peserta.
“Insya Allah acara ini membawa berkah. Pulang dari sini etos kerjanya semakin semangat untuk menjaga Jawa Timur. Kita harus seimbang antara kerja dan ibadah, dan yakin bahwa Jatim akan tetap adem ayem,” katanya.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut sejumlah tokoh penting seperti Kepala OJK Jatim Yunita Linda Sari, Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Ridzky Prihadi, para komisaris dan direktur utama BUMD Jatim, Ketua HIPMI Jatim Ahmad Salim Assegaf, Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, serta Ketua IWAPI Jatim Susmiati Rahmawati Aziz.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin