JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Pakar Kebijakan Publik sekaligus Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai sudah saatnya Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle terhadap menteri-menteri yang kinerjanya tidak memenuhi harapan. Menurut Jerry, sejumlah menteri yang tidak memiliki kinerja nyata atau hanya berbicara tanpa tindakan, perlu segera diganti agar tidak mengganggu jalannya pemerintahan.
“Saya sarankan menteri-menteri yang kinerjanya buruk perlu direshuffle. Kalau hanya bikin gaduh dan tidak memberikan kontribusi nyata, lebih baik mereka dirumahkan,” ujar Jerry dalam sebuah diskusi terkait evaluasi kabinet, Rabu (15/1).
Jerry juga menyoroti khususnya kinerja Menteri Keuangan yang menurutnya minim ide dan gagasan dalam mengembangkan ekonomi Indonesia. Ia menilai menteri tersebut terjebak dalam cara berpikir yang hanya fokus pada cara untuk mengenakan pajak kepada rakyat dan berutang kepada lembaga internasional seperti IMF atau Bank Dunia, tanpa menawarkan solusi kreatif.
“Untuk menambah devisa negara, kita harus berani memajaki sektor-sektor besar, terutama di sektor tambang. Belajarlah dari pola yang diterapkan oleh Presiden ke-2 Soeharto, yang 80 persen pajak berasal dari sektor ESDM dan 20 persen dari PPN dan PBB,” jelasnya.
Menurut Jerry, kabinet yang “gendut” dengan menteri yang kinerjanya buruk tidak perlu dipertahankan. “Menteri yang kinerjanya baik jumlahnya sudah bisa dihitung dengan jari. Banyak yang hanya ingin menambah anggaran, bukan mencari cara untuk menambal anggaran negara. Ada pula yang hanya jadi penjilat,” ungkapnya.
Jerry juga menilai tim ekonomi Prabowo-Gibran belum memiliki strategi dan desain besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Indonesia kalah jauh dari Vietnam dan Malaysia. Vietnam tumbuh 7,09 persen, sedangkan kita hanya mentok di 5,1 persen. Beberapa ekonom bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih rendah, di bawah 5 persen,” kata Jerry.
Selain itu, ia juga mencatat bahwa nilai tukar rupiah semakin terpuruk, bahkan masuk dalam daftar 5 terburuk di dunia. “Saat ini, rupiah berada di kisaran Rp16.400 per dolar AS, yang cukup tinggi dan mengkhawatirkan,” ujar Jerry.
Namun, Jerry juga memberikan solusi untuk mengoptimalkan potensi pendapatan negara. Ia menyarankan agar pajak kendaraan, terutama sepeda motor dan mobil, dimaksimalkan. “Coba optimalkan pajak kendaraan di Indonesia. Dengan jumlah kendaraan bermotor yang sangat banyak, negara bisa mendapatkan keuntungan besar. Sebagai contoh, ada 125 juta motor di Indonesia. Jika pajak setiap motor hanya Rp300 ribu, negara akan mendapat Rp37,5 triliun per tahun,” paparnya.
Di luar sektor ekonomi, Jerry mengapresiasi kinerja beberapa menteri yang dianggapnya visioner dan tegas, seperti Menteri Riset dan Teknologi (Ristek) Bambang Brodjonegoro, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Trenggono. “Menteri yang paling visioner, tegas, dan pro rakyat adalah Menteri Ristek Bambang Brodjonegoro, Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang berani mencopot anak buahnya yang terlibat korupsi, dan Menteri KKP Wahyu Trenggono yang berhasil menangkap kapal asing pencuri ikan,” ungkapnya.
Jerry menilai bahwa prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh kementerian tersebut harus terus dipertahankan dan diapresiasi. “Saya kira prestasi mereka sangat penting dan harus dipertahankan dalam kabinet. Mereka telah memberikan kontribusi nyata bagi negara,” tutup Jerry.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin