LUMAJANG, RadarBangsa.co.id – Hari Senin dan Jumat adalah hari pasaran pasar hewan patok Lumajang. Sebelumnya, saat menjelang hari raya Idul Adha banyak pedagang lokal maupun luar kota berdatangan menyerbu pasar hewan patok Lumajang.
Pada saat menjelang Idul Adha, bukan ratusan sapi lagi, namun berbunyi ribuan sapi yang masuk ke pasar hewan patok Lumajang.
Pantauan Radarbangsa.co.id, pada hari Jum’at (30/6) sore, ribuannya hilang, berganti ratusan. Para pembeli pun nampak sepi.
Koordinator Pasar hewan patok Lumajang, Darsun, ketika dikonfirmasi Radarbangsa.co.id di lokasi pasar hewan patok Lumajang, Jum’at (30/6) mengatakan, pasaran hari ini Jum’at (30/6) pedagang yang datang hanya sekira 20 persennya. Pembelinya pun juga sepi.
“Ya, memang sudah biasa, kalau setelah Idul Adha pasar hewan patok Lumajang ini sepi. Ini yang datang cuman pedagang lokalan saja, dan para pembelinya pun kebanyakan para petani dan orang yang mau punya hajatan saja,” kata Darsun.
Diakuinya, kalau pedagang yang datang, kebanyakan hanya membawa sapi Madura (bukan limusin). “Itu, yang dibawa hanya sapi untuk di sembelih di hajatan dan untuk sapi pembesaran (penggemukan). Kan di bulan ini lagi musim orang hajatan mas, dan peternak yang biasa untuk penggemukan”, jelasnya.
Menurutnya, kalau pedagang memaksa ke pasar, maka akan mengalami kerugian. “Pedagangnya tidak mau rugi juga rupanya. Yang biasanya bawa sapi 10 ekor, akhirnya cuman bawa 5 ekor, dan yang biasanya bawa 5, hanya bawa 3 ekor sapi saja. Kalau gak laku, kan rugi, mana mobilnya. Paling tidak, 1 ekor sapi itu untuk biaya operasionalnya berkisar Rp 100 ribuan, kalau jumlah sapi yang dibawa 5 ekor, maka total kerugiannya Rp 500 ribu”, katanya.
Dikatakannya, nantinya di setiap pasaran berangsur akan meningkat. “Nanti, disetiap pasaran akan berangsur naik. Maksimalnya 600-700 sapi yang masuk. Kalau sehari setelah idul Adha seperti ini, ya memang sepi lah. Tapi, kalau dibandingkan dengan pasar lain, pasar patok Lumajang ini yang paling ramai”, papanya.
Darsun berharap pasar hewan patok Lumajang terus ramai, agar bisa mendongkrak perekonomian masyarakat Lumajang. “Semoga tidak ada penyakit penyakit aneh yang menyerang pada sapi dan kambing, agar para peternak tidak merugi, dan pasar ini tetap ramai”, ujarnya.