Sepuluh Hari Jelang Lebaran, Nasib Pedagang Pakaian di Pasar Baru Lumajang Sepi Pembeli

Suasana stand penjual pakaian di pasar baru Lumajang yang masih sepi pembeli, Selasa (11/4). (Dok Riyaman/Radarbangsa.co.id)

LUMAJANG, RadarBangsa.co.id – Sepuluh hari menjelang lebaran 2023, pedangan pakaian di Pasar baru Lumajang Jawa Timur masih sepi pembeli.

Hal ini disampaikan oleh salah satu pedagang pakaian, Sri Utami, yang mempunyai stand di pasar baru Lumajang.

Bacaan Lainnya

Dikatakannya, bahwa dagangannya baru terjual beberapa potong pakaian saja sejak Ramadhan 2023 ini.

“Tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Kalau tahun lalu seminggu sebelum Ramadhan sudah ramai pembeli. Tahun ini, hingga lebaran kurang 10 hari pasarnya masih sepi pembeli, saya aja ini dari pagi baru ke jual berapa biji, padahal saya buka mulai pukul 07.00,” ujarnya pada Radarbangsa.co.id, Selasa (11/4/2023).

Dia menduga, kalau sepinya pembeli tersebut dikarenakan banyaknya toko – toko pakaian di desa – desa serta penjualan yang melalui online. “Mungkin karena banyaknya toko toko pakaian di desa, serta adanya penjualan online mas”, katanya.

Karena sepi pembeli, Sri Utami mengaku menambah jam berjualannya. “Ya, biasanya tutupnya pukul 14.00, tapi ini ditambah tutup nya hingga pukul 16.00. Siapa tahu pembelinya datangnya sore”, harapnya.

Berbeda dengan penjual baju lainnya yang juga mempunyai stand di pasar baru Lumajang, Siti Mahmuda, menurutnya penjualan baju melalui online tidak berpengaruh terhadap sepinya pembeli di pasar. “Entah kenapa, kok bisa sepi tahun ini,” ucapnya.

Dia mengaku sudah tiga hari ini tidak satupun pembeli yang datang ke stand nya. “Tiga hari belum dapat penglaris mas”, keluhnya.

Sementara itu ditempat yang sama, sales baju Faidul Bari juga menyampaikan kalau tahun ini bukan hanya di pasar baru Lumajang saja yang sepi pembeli, di pasar lainnya juga sepi.

Dia mengaku, kalau setiap hari dirinya berkeliling menarik uang angsuran yang sebelumnya sudah di drop barang berupa pakaian kepada pelanggannya.

Tahun ini, kata Faidul Bari memang menurun, kalau tahun dulu mintanya pelanggan sampai Rp 10.000.000 (sepuluh juta), tahun ini hanya Rp 8.000.000 (delapan juta), bahkan cuman Rp 3.000.000 (tiga juta) saja. “Saya kelilingnya di pasar Kunir, pasar Senduro dan pasar Baru Lumajang. Itu memang menurun pembelinya. Khususnya untuk pakaian”, katanya.

Pantauan Radarbangsa.co.id, para pedagang pakaian di pasar baru Lumajang masih santai, bahkan ada yang sampai ketiduran menunggu pembeli datang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *