SURABAYA, RadarBangsa.co.id — CEO SEVIMA, Sugianto Halim, MMT, mendapatkan penghargaan Mitra Wirausaha dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Jumat (15/11). Penghargaan tersebut diberikan bertepatan dengan perayaan Hari Pahlawan sekaligus Dies Natalis ITS. Ketua Majelis Wali Amanat ITS sekaligus mantan Menteri Pendidikan Nasional (2009-2014), Prof. Mohammad Nuh, bersama Rektor ITS, Bambang Pramujati, PhD, dan jajaran pimpinan ITS lainnya, menyerahkan penghargaan tersebut secara langsung.
Rektor ITS, Bambang Pramujati, PhD, menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk penghormatan kepada individu atau organisasi yang telah berkontribusi besar bagi ITS dan masyarakat luas. “Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas jasa dan kontribusi signifikan yang berdampak besar bagi bangsa Indonesia,” ungkap Bambang Pramujati dalam puncak perayaan Dies Natalis ITS, Senin (11/11).
Sebagian besar mahasiswa biasanya sibuk menyelesaikan tugas kuliah, mengikuti kegiatan kampus, atau berkonsentrasi pada pelajaran. Namun, Sugianto Halim, yang kini menjadi pendiri sekaligus CEO SEVIMA, memilih jalur berbeda. Sejak masih menjadi mahasiswa di awal 2000-an, ia sudah aktif di depan laptop, menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat kode dan merancang aplikasi. Bahkan, ia telah memulai merumuskan konsep untuk mendirikan sebuah perusahaan rintisan (startup) di bidang teknologi pendidikan, yang pada masa itu belum menjadi tren umum.
Setahun setelah lulus, Sugianto bersama rekannya mendirikan SEVIMA (Sentra Vidya Utama) dari sebuah kamar kos kecil. Kini, SEVIMA telah berkembang selama 21 tahun menjadi perusahaan teknologi terkemuka yang menghadirkan solusi digital bagi ribuan kampus, instansi pemerintah, dan perusahaan. Platform SEVIMA digunakan oleh lebih dari 3,5 juta mahasiswa, dosen, serta staf administrasi kampus yang tergabung dalam “Komunitas SEVIMA.”
Mengusung tagline #revolutionizeEducation, SEVIMA telah menjadi pelopor dalam sistem informasi akademik yang terintegrasi. Berbagai layanan, seperti penerimaan mahasiswa baru, pembayaran kuliah, pembelajaran online, manajemen administrasi, akreditasi, hingga portal lowongan kerja, disediakan untuk mendukung kebutuhan perguruan tinggi di era digital.
“Komitmen SEVIMA untuk merevolusi pendidikan dengan teknologi sejalan dengan realitas keragaman Indonesia. Banyak mitra kampus kami berada di wilayah perbatasan, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) di Aceh Besar, Politeknik Negeri Nusa Utara di Sangihe, Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke di Papua, hingga Universitas Nusa Cendana di Kupang, Nusa Tenggara Timur,” jelas Sugianto Halim.
Halim menegaskan bahwa penghargaan ini tidak hanya bentuk penghormatan untuk SEVIMA, tetapi juga pengakuan atas dampak positif yang diberikan untuk dunia pendidikan di Indonesia. “Penghargaan ini sangat berarti bagi saya dan seluruh tim SEVIMA. Ini adalah motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan menghadirkan layanan yang lebih baik serta relevan untuk pendidikan tinggi di Indonesia,” ungkapnya.
Menyadari bahwa digitalisasi adalah kebutuhan mendesak, Halim menegaskan misinya untuk menjadikan SEVIMA sebagai mitra utama dalam memajukan pendidikan Indonesia. “Teknologi bukan hanya alat, tetapi juga sarana untuk membuka akses, meningkatkan kualitas, dan menjadikan pendidikan tinggi Indonesia mampu bersaing secara global. Harapan saya adalah SEVIMA terus menjadi mitra terbaik bagi kampus-kampus di seluruh negeri,” tambah Halim.
Perjalanan Sugianto Halim dari sebuah kamar kos hingga diakui di panggung penghargaan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dengan semangat dan inovasi, impian besar bisa tercapai. Kini, SEVIMA tak hanya membantu mengelola data akademik, tetapi juga berperan sebagai katalis masa depan pendidikan tinggi di Indonesia.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin