Sopir Ambulan RS Bedah Mitra Sehat Lamongan Tak Ada, Pemulangan Jenazah di Telantarkan

Rumah Sakit Mitra Sehat, Lamongan tampak depan [IST]

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Kerabat pasien jenazah Protes keras, saat mau membawa pulang jenazah dari RS. Mitra Sehat, Lamongan. Hal ini karena keluarga almarhum Tasno kecewa karena merasa jenazah kerabatnya telah ditelantarkan, padahal sudah membayar semua biaya dan administrasi rumah sakit, sedangkan pihak rumah sakit menyatakan sopir ambulans saat dihubungi oleh perawat jaga dan petugas rumah sakit Mitra Sehat.

Salah seorang wanita menangis dan keluarga yang lain matanya berkaca – kaca. Seiring itu, terdengar suara pria. “Ini rumah sakit model apa, Mitra Sehat, dari subuh sudah selesai, sopir ambulans tidak ada juga ya, jenazah atas nama Tasno (Almarhum) meninggal pukul 02.00 WIB, dan administrasi termasuk biaya rumah sakit sudah diselesaikan oleh pihak keluarga sekira pukul 03.30 an WIB, dari jam tersebut,” kata Farid kerabat almarhum Tasno.

Bacaan Lainnya

Namun, setelah itu saat mau pemulangan jenazah, sopir ambulan tidak ada ditempat dan saat dihubungi berkali kali oleh wahyu perawat jaga rumah sakit bedah “Mitra Sehat” waktu itu, sopir tak bisa dihubungi. Kemudian farid atas keputusan keluarga punya niatan dengan memohon kepada pihak rumah sakit bedah bahwa jenazah akan diambil dengan menggunakan mobil sehat desa Turi beserta sopirnya.

Selanjutnya wahyu menghubungi salah satu dokter rumah sakit beda Mitra Sehat untuk menyampaikan hal tersebut. Oleh dokter, mengatakan bahwa jenazah boleh dibawah pulang tapi dengan menggunakan mobil ambulan beserta sopir rumah sakit bedah “Mitra Sehat” dan menolak membawah pulang jenazah dengan menggunakan mobil sehat desa,” terang farid kerabat almarhum menirukan wahyu dari rujukan penyampaian salah satu dokter yang dihubungi. Jum’at (29/01/2021) dini hari.

Pihak kerabat jenazah, farid bersama kelurga melakukan argumentasi agar jenazah cepat bisa dipulangkan. Kemudian antara farid dengan pihak rumah sakit melakukan komunikasi dan dicari jalan tengah, yakni jenazah boleh dipulangkan bersyarat membolehkan pakai sopir mobil sehat desa asalkan menggunakan mobil ambulan rumah sakit bedah “Mitra Sehat”, akhirnya jenazah bisa dibawah pulang pada pukul 06.30 WIB. Bisa dibayangkan meninggal pukul 02.00 WIB – 06.30 WIB,” terang farid.

Ditambahkan oleh farid, “Tasno Almarhum masuk (cek in) rumah sakit bedah Mitra Sehat sekira pukul 04.00 WIB kemarin hari kamis 28 januari dari hasil diagnosa rumah sakit, hasilnya semua baik bahkan tidak terkonfirmasi covid-19, menurut farid meneruskan penyampaian pihak rumah diketahui dari hasil diagnosa dinyatakan asam lambung yang bermasalah,” tambahnya.

Kemudian ada lagi yang disampaikan oleh farid, ironinya, almarhum Tasno meninggal sejak pukul 02.00 WIB – 06.30 WIB itu masih berada diruang inap perawatan. Bukan setelah diketahui meninggal dialihkan ke kamar jenazah. Jadi saat evakuasi jenazah dari ruang inap perawatan pasien langsung ke mobil ambulan dan selanjutnya dimobilisasi ke keluarga jenazah di desa Tawangrejo kecamatan Turi Lamongan,” tangkasnya.

Disaat yang berbeda, Sodikin kerabat keluarga dari almarhum Tasno juga menambahkan, ia juga membenarkan kalau layanan di rumah sakit bedah Mitra Sehat informasi dari rumor di masyarakat pelayanannya memang sering seperti itu.

Lanjut Dikin panggilan akrab, Sodikin, dan yang kami dengar banyak keluarga pasien selalu mengeluhkan karena sering komplain soal pelayanan yang kurang maksimal demi kenyamanan pasien rumah sakit bedah Mitra Sehat tersebut,” ujarnya.

Terkait hal ini, “Direktur Rumah Sakit (RS) Bedah “Mitra Sehat” dr. Teguh Aruji Mukti saat dikonfirmasi oleh wartawan mengatakan, “ia hanya memberikan jawaban, “Nggih matursuwun (Iya, terima kasih)”. infonipun. sekedap. ngaounten. nderek belosungkowo.@@@. (Informasinya. Sebentar. Mohon maaf. Ikut berbelasungkawa), “Jawabnya singkat.

Sementara, konfirmasi tanggapan terkait hal ini, pihaknya belum memberikan keterangan yang jelas sebagai penanggung jawab rumah sakit bedah “Mitra Sehat”. Adapun soal SOPnya kayak apa, saat didirikan sebagai pelayanan publik. Begitu juga soal bagaimana dengan akad awal pendirian rumah sakit yang tertuang dalam surat perijinan sebelum beroperasi, dr. Teguh Aruji Mukti yang lebih akrab di kalangan medis disapa dr. Tam’s ini hanya diam dan tak berusaha untuk menjelaskan.

Pada waktu yang berbeda, Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr. Taufik Hidayat memberikan tanggapan singkat terkait hal tersebut. Menurutnya, “Akan kami telusuri. Dan kami peringatkan apabila memang begitu kejadiannya. Terima kasih informasinya,” tegasnya singkat.

(IPL/RB)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *