SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Latihan gabungan penanggulangan bencana alam, khususnya bencana banjir di Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur, melibatkan TNI, Polri, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Tagana. Dalam latihan tersebut, tim gabungan melakukan simulasi tanggap bencana dan evakuasi korban sesuai dengan SOP (stadart operasional prosedur). Simulasi yang dilakukan di sungai Kebunagung Sumenep, merupakan proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya (state of affairs). Kamis (21/11/2019).
Letkol Inf. Ato Sudiatna, Dandim 0827/Sumenep mengatakan, proses pelatihan ini untuk meningkatkan koordinasi, mensingkronkan SOP (standart operasional prosedur) dari masing – masing bagian. Sehingga saat kita dihadapkan dengan bencana yang sebenarnya, kita (masing-masing bagian) sudah tahu tugas-tugasnya.
“Masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan. Jangan membuang sampah ke sungai yang bisa menyebabkan terjadinya banjir”, himbau Dandim.
Abd. Rahman Riadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, pada kesempatan yang sama mengatakan, bahwa BPBD Sumenep sudah membentuk Desa tangguh bencana. Desa yang berpotensi terjadi bencana, seperti tanah longsor, kekeringan, banjir, serta angin puting beliung. Dengan dibentuknya Desa tangguh bencana ini, guna menciptakan kemandirian di tingkat desa dalam menghadapi bencana secara mandiri. Sehingga diharapkan Desa tersebut mampu melakukan langkah strategis.
“Di Desa, akan kami bentuk Forum Penanggulang Resiko Bencana (FPRB)”, tegas Rahman panggilan Kepala BPBD Kabupaten Sumenep.
Rahman menambahkan, dengan terbentuknya FPRB, apabila terjadi bencana alam, mereka (warga Desa, khususnya yang tergabung dalam FPRB), bisa tau langkah-langkah penanggulangannya. Dan ketika tim dari Kabupaten turun ke Desa tersebut, kita sudah tahu akan berkoordinasi dengan siapa.
“Dengan segera, kita akan ketahui data yang terdampak bencana”, pungkasnya. Kamis (21/11/2019). (Ong)