Tekan Angka Stunting, Panglima Nurhadi Blusukan ke Desa-Desa

Panglima Nurhadi saat membagikan doorprize kepada peserta sosialisasi dan Kie Bangga Kencana yang beruntung

KEDIRI, RadarBangsa.co.id – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, S.Pd berusaha keras mendorong turunnya angka Stunting (gagal tumbuh akibat dari kekurangan gizi) secara nasional. Hal itu dilakukan wakil rakyat dari Fraksi Partai NasDem semata-mata untuk mewujudkan generasi berkualitas di Indonesia.

Saat sosialisasi dan Kie tentang Pembangunan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Balai Desa Surat, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jum’at siang, 25 Maret 2022, Nurhadi juga menggandeng mitra kerjanya, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan diikuti oleh 200 peserta.

Bacaan Lainnya
Pembagian doorprize kepada peserta sosialisasi dan Kie Bangga Kencana yang beruntung

Kegiatan tersebut semakin semarak karena disediakan puluhan hadiah kejutan dari Nurhadi, mulai dari setrika listrik, magic com, kompor gas, TV LED dan puluhan doorprize berupa voucher belanja gratis dari BKKBN. Voucher dan doorprize tersebut diberikan dalam sesi tanya jawab.

Anggota Komisi IX DPR RI yang akrab disapa Panglima Nurhadi ini mengatakan, hal-hal krusial yang harus disampaikan kepada masyarakat untuk tujuan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045, yakni pemerintah daerah harus ikut terjun langsung dalam mengantisipasi adanya pernikahan dini, dan harus mampu menekan angka Stunting secara nasional, karena sekarang masih cukup tinggi, yakni diatas 25 persen.

“Bagaimana negara kita mau maju kalau generasi penerusnya masih 25 persen mengalami stunting. Ini perlu disosialisasikan tidak hanya di tingkat nasional, provinsi, kabupaten saja, akan tetapi juga perlu langsung ke desa-desa seperti ini,” katanya.

Nurhadi, S.Pd, Anggota Komisi IX DPR RI saat diwawancarai wartawan

Panglima Nurhadi menegaskan, dalam rapat rapat Komisi IX DPR RI selalu memaksimalkan fungsi pengawasan dan mengatur regulasinya dalam upaya untuk menekan angka Stunting yang masih 25 persen tersebut.

“Peran legislatif untuk mendorong penurunan angka Stunting adalah dalam setiap melakukan rapat mengatur regulasi yang ada. Sebagai anggota DPR, kita memaksimalkan fungsi pengawasan dengan anggaran yang sudah disetujui. BKKBN itu melaksanakan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat, utamanya untuk yang sudah terjadi Stunting,“ ungkapnya.

Nurhadi mewanti-wanti dalam menuju Indonesia Emas 2045, harus bersama sama menjaga tumbuh kembang anak, jangan sampai ketika bertumbuh kembangnya itu tingginya tidak sesuai anak normal, tapi setidaknya pola pikirnya jangan sampai menjadi terbelakang atau idiot.

“Kalau sudah terjadi stunting, caranya dengan melakukan pendampingan dengan memberikan gizi yang terbaik untuk anak,” ulasnya.

Kegiatan Sosialisasi dan Kie Bangga Kencana di Desa Surat

Panglima Nurhadi berharap, masyarakat menjadi agen perubahan, ketika kembali ke rumah masing-masing. Kalau bicara masalah keluarga berencana, itu tujuannya dengan menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

”Dengan mulai merencanakan usia nikah yang tepat, usia melahirkan yang tepat dan jarak kelahiran anak pertama dengan kedua, serta asupan gizi anak dan rencana pendidikan anak perlu diperhatikan. Insya Allah kedepan Indonesia memiliki generasi-generasi berkualitas alias generasi emas,” urai Nurhadi.

Dra. Maria Ernawati, MM, Kepala BKKBN Jawa Timur saat diwawancarai wartawan

Sementara itu, Kepala BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM mengatakan, kegiatan sosialisasi ini bekerjasama dengan Komisi IX DPR RI, karena sebagai fungsi untuk monitoring atau pengawasan apa saja yang sudah dilakukan BKKBN dalam melakukan sosialisasi.

”Seperti yang kita lihat, bahwa sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana disingkat Bangga Kencana ini sudah dilakukan menyasar ke desa-desa,” katanya.

Ketika ditanya terkait data perkembangan angka Stunting di Kabupaten Kediri, secara tegas dijelaskan bahwa angka Stuntingnya cukup rendah, yakni 18 persen, lebih rendah dari rata-rata provinsi maupun nasional.

”Saya sudah sampaikan kepada Kepala DP2KBP3A Kabupaten Kediri untuk target per tahun bisa diselesaikan. Kami berharap di tahun 2024 angka stunting yang masih mencapai 18 persen bisa menjadi 10 persen,” tuturnya.

Lebih lanjut Maria menegaskan, upaya yang dilakukan untuk menekan angka Stunting, di antaranya melalui sosialisasi dan pendampingan keluarga. BKKBN sudah membentuk tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, PKK dan kader KB dan tim pendamping ini sudah ada setiap desa.

”Jadi untuk penanggulangan Stunting ini kami setiap lima tahun melakukan pendataan keluarga, namun di tahun 2021 kami tambahkan ada data tentang Stunting, jadi ada keluarga-keluarga yang beresiko Stunting data nama dan alamatnya sudah terdata,” ungkapnya.

Menurut Maria, BKKBN menyediakan program layanan untuk kasus pelecehan anak dan perempuan serta anak Stunting, masyarakat bisa melaporkan melalui WA 081335873440.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *