LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan hewan ternak, Tim KKN BBK5 Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan kegiatan penyuluhan mengenai penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Desa Kedungmentawar, Kabupaten X. Acara yang dilaksanakan pada Sabtu, 20 Januari 2025, ini dihadiri oleh para peternak setempat, tokoh masyarakat, serta warga desa yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan ternak. Kegiatan ini menghadirkan drh. Gigih Setyawan, seorang ahli veteriner, sebagai pemateri utama.
Dalam pemaparannya, drh. Gigih Setyawan memberikan penjelasan komprehensif tentang penyakit mulut dan kuku, yang dikenal dengan sebutan PMK. “Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit yang sangat menular pada hewan ternak, terutama sapi, kambing, dan domba. Penyebarannya dapat terjadi dengan cepat melalui kontak langsung antar hewan, peralatan ternak yang terkontaminasi, bahkan kendaraan pengangkut ternak yang tidak didesinfeksi. Virus PMK juga bisa menular melalui pakaian dan sepatu peternak yang telah terpapar,” jelas drh. Gigih di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Dokter hewan tersebut juga menjelaskan gejala yang perlu diwaspadai oleh peternak, seperti lesi pada mulut, lidah, dan kuku ternak, serta penurunan produksi susu pada sapi perah. Penularan yang cepat dan dampaknya yang cukup besar terhadap produktivitas ternak menjadikan pencegahan PMK sangat penting untuk diterapkan.
Selain itu, drh. Gigih menekankan pentingnya biosekuriti dalam pencegahan penyakit ini. Biosekuriti mencakup langkah-langkah seperti karantina ternak baru, menjaga kebersihan kandang, dan mendesinfeksi peralatan ternak secara berkala. “Perpindahan ternak tanpa pengawasan yang memadai, penggunaan kandang bersama, serta kurangnya sanitasi kandang dapat mempercepat penyebaran virus PMK. Peternak juga harus waspada terhadap hewan baru yang masuk ke dalam kelompok ternaknya,” tambahnya.
Kegiatan ini semakin menarik dengan adanya demonstrasi pembuatan disinfektan sederhana yang dipandu oleh Gigih Mulyo Gumilang Sakti, salah satu anggota Tim KKN. “Disinfektan dapat dibuat dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan, seperti cairan pencuci piring, sitrun, atau formalin yang diencerkan sesuai takaran. Ini adalah solusi yang terjangkau namun sangat efektif untuk mencegah penyebaran penyakit pada ternak,” jelas Gigih sambil memperagakan langkah demi langkah pembuatan disinfektan.
Antusiasme para peserta sangat tinggi, terutama saat sesi demonstrasi berlangsung. Mereka aktif bertanya mengenai takaran bahan dan cara aplikasinya di lapangan. Kegiatan penyuluhan ini berhasil menarik perhatian peternak karena materi yang disampaikan sangat relevan dengan kondisi mereka, serta memberikan solusi praktis yang bisa langsung diterapkan di lapangan.
Suryadi Abdul Aziz, Ketua Tim KKN BBK5 UNAIR di Desa Kedungmentawar, berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi para peternak setempat. “Melalui penyuluhan ini, kami berharap peternak di Desa Kedungmentawar dapat lebih memahami pentingnya pencegahan PMK dan menerapkan langkah-langkah preventif yang telah kami sampaikan. Kami juga berharap mereka dapat lebih sadar akan pentingnya kesehatan hewan ternak dalam mendukung kesejahteraan mereka,” ujar Suryadi.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin