PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Pada penutupan di akhir tahun 2019, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpor) Kota Pasuruan akan menggelar acara “Mahakarya Seni dan Budaya” (Masenbud) yang rencananya akan diselenggarakan di GOR Untung Suropati Kota Pasuruan.
Tentunya hal itu dilakukan tak lain untuk meningkatkan tentang kearifan lokal atau kekayaan yang dimiliki masyarakat dan Pemerintah Kota Pasuruan, salah satunya berupa kesenian dan kebudayaan yang ada.
Acara yang akan digelar selama 3 hari yakni sejak 13 Desember hingga 15 Desember 2019 itu, tak lain untuk meningkatkan kekayaan tentang kesenian dan kebudayaan yang ada di Kota Pasuruan. Sekaligus untuk memanjakan warga dan masyarakat Kota Pasuruan di momen akhir tahun Desember 2019 atau mendekati pergantian tahun.
Atas tumbuh kembang para pelaku seni dan budaya yang ada di Kota Pasuruan, Pemerintah Kota Pasuruan melalui Disparpor sangat mengapresiasi sekaligus mendukung masayarakat agar terus mengembangkan niat dan bakatnya yaitu dibidang kesenian dan kebudayaan.
“Kita sangat apresiasi bagi pelaku seni budaya, untuk selanjutnya agar kearifan lokal yang kita miliki supaya terus ditingkatkan. Untuk itu kita juga akan selalu memfasilitasi para seniman dan budayawan yang ada di Kota Pasuruan”. Kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Pasuruan Hardi Utoyo pada Senin (02/12) pagi.
Berikut sejumlah kegiatan yang nantinya akan disajikan kepada masyarakat, diantaranya berupa pameran multy produk dan mebel, pameran bonsai, festival pencak silat kembangan, festival melukis mural, festival barongan dan festival band pop Jawa.
Untuk melengkapi agar acara tersebut berjalan lebih semarak, pihak Disparpor juga akan menampilkan kegiatan lain yakni seperti tari Pasuruan Kondang, jaranan, reog, caplokan cuci otak, musik keroncong dan tembang kenangan termasuk empu fanani dan juga empu aria.
“Kita berharap supaya kedepan semakin banyak para pelaku seniman dan budayawan bermunculan. Dan yang paling penting dapat berkiprah disetiap ada kegiatan atau event dimanapun, dengan begitu maka kearifan lokal yang kita miliki menjadikan identitas tersendiri bagi Kota Pasuruan”. Tukas biasa yang akrab dipanggil Hardi. (ank/ek)