YOGYAKARTA, RadarBangsa.co.id – Semua pedagang Teras Malioboro 2 diminta kosongkan lokasi mereka pada Selasa (14/1/2025) sebelum pukul 24.00. Hingga hari ini, sekitar 375 pedagang belum mengikuti proses undian untuk penempatan lapak baru di lokasi relokasi.
Pada pagi hari Selasa (14/1/2025), pedagang Teras Malioboro 2 terlihat sibuk mengemasi barang dagangannya. Mereka membongkar lapak-lapak dan memindahkan kayu serta besi ke atas mobil pickup atau motor roda tiga. Petugas Satpol PP Kota Jogja juga terlihat mengawasi proses pengangkutan lapak. Sementara itu, beberapa pedagang yang berada di bagian depan masih membuka lapaknya dan melayani pembeli yang datang.
Salah satu pedagang baju, Mira, mengungkapkan bahwa hari ini adalah batas waktu pengosongan lapak di Teras Malioboro 2. Ia pun bergegas mengemasi dan membawa pulang barang-barang dagangannya sebelum malam tiba. “Takut kalau ada pemadaman listrik,” ujarnya.
Namun, meskipun sudah mengosongkan lapak, Mira mengaku belum mendapatkan kejelasan mengenai tempat baru untuk berjualan. Ia menyatakan bahwa ia belum mengikuti undian lapak yang diselenggarakan oleh UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya (PKCB) Jogja. “Belum dapat lapak, ini dibawa pulang dulu,” tambahnya.
Pedagang lainnya, Suparjilah, menjelaskan bahwa saat ini masih ada 375 pedagang yang tergabung dalam Koperasi Tridharma yang belum mengambil nomor undian. Hal ini menyebabkan belum tercapainya kesepakatan antara pedagang dengan Pemkot Jogja terkait relokasi lapak.
Dari kesepakatan sebelumnya, tempat relokasi di Beskalan diperkirakan akan menampung sekitar 400 pedagang. Namun, sebelum pedagang dari Tridharma mengikuti undian, sudah ada sekitar 70 pedagang yang terlebih dahulu menempati lantai 1 Beskalan.
“Undian itu tidak transparan. Kami tidak mau kalau undian tidak transparan dan tidak adil. Pedagang yang di Ketandan lapaknya tidak bagus dan tidak sesuai hatinya, lalu pindah ke Beskalan. Itu yang kami tidak terima,” kata Suparjilah. Ia berharap 70 pedagang yang sudah menempati lantai 1 Beskalan diundi ulang bersama pedagang dari Tridharma. “Yang 70 itu harus diundi ulang. Tidak terlihat sendiri. Kalau sudah kami baru mau,” tegasnya.
Pj Walikota Jogja, Sugeng Purwanto, menjelaskan bahwa secara jadwal normatif, pembongkaran Teras Malioboro 2 harus selesai pada hari ini. Meski begitu, ia membuka ruang untuk diskusi lebih lanjut jika masih ada permasalahan yang harus diselesaikan.
“Kalau masih ada riak-riak kecil, ya nanti kita bicarakan. Bukan berarti kami memberi ruang untuk gaduh lagi. Kalau menolak itu kira-kira yang ditolak apanya? Karena sebenarnya kita sudah sangat diterima, sejak awal kita minta untuk datang, diundi, dan sebagainya,” katanya.
Terkait dengan dugaan pengundian yang tidak transparan, Sugeng Purwanto mengungkapkan bahwa pengundian dilakukan kepada pedagang yang telah menyelesaikan administrasinya terlebih dahulu. “Kalau kita nunggu terus atau clear-clean. Makanya kita melakukan undian ke mereka yang sudah clear, ini tanpa tendensi apa-apa,” jelasnya.
Sugeng Purwanto juga membantah adanya perlakuan khusus pada pedagang tertentu dalam proses pengundian lapak. “Bukan diistimewakan, itu kan di tahap awal, jadi mereka yang siap segera kita lakukan tindak lanjut, dengan diundi dan lain-lain, itu hanya tahapan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Pemkot Jogja berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada pedagang yang tertinggal dalam proses relokasi ini. “Yang pasti kita akan mengcover semua, tidak ada yang ditinggalkan. Pemerintah mengambil kebijakan yang universal yang bisa diterima semua pihak, jika ada perbedaan kecil-kecil yang wajar,” tutupnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin