PENAJAM, RadarBangsa.co.id – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 dilaksanakan di halaman Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Sabtu, 17 Agustus 2024. Upacara yang juga disiarkan secara hybrid dari Istana Merdeka, Jakarta, berlangsung dengan khidmat dan sukses.
Presiden Joko Widodo memimpin upacara sebagai inspektur, didampingi oleh Ibu Negara, Iriana Joko Widodo. Tema peringatan tahun ini, “Nusantara Baru Indonesia Maju,” menandai tiga transisi penting: peresmian ibu kota baru, pergantian kepemimpinan, dan persiapan menyongsong Indonesia Emas 2045.
Kolonel Inf. Nur Wahyudi, Komandan Satuan (Dansat) 81 Kopassus, bertugas sebagai komandan upacara. Dimulai dengan laporan dari komandan upacara dan dentuman meriam sebanyak tujuh belas kali di IKN, diiringi bunyi sirene panjang sebagai penanda dimulainya Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, membacakan teks proklamasi yang dikumandangkan 79 tahun lalu oleh Soekarno. Setelah itu, Presiden Jokowi memimpin peserta upacara di IKN dan Jakarta untuk mengheningkan cipta, dilanjutkan dengan doa yang dibacakan oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
Livenia Evelyn Kurniawan dari Kalimantan Timur membawa bendera Merah Putih, sementara anggota Paskibraka lainnya, termasuk Akmal Faiz Ali Khadafi sebagai pembentang bendera, Try Adyaksa S. sebagai pengerek bendera, dan Fifandra Ardiansyah Daud sebagai Komandan Kelompok 8, turut serta dalam pengibaran bendera. Bendera Merah Putih berkibar gagah di halaman Istana Negara, IKN, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Setelah pengibaran bendera, komandan upacara melaporkan kepada inspektur upacara sebagai tanda berakhirnya Peringatan Detik-Detik Proklamasi. Perayaan dilanjutkan dengan penampilan paduan suara dan orkestra Gita Bahana Nusantara di Istana Merdeka, Jakarta, serta tarian tradisional dari Kalimantan Timur di halaman Istana Negara, IKN.
HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini diharapkan tidak hanya menjadi momen untuk mengenang perjuangan pahlawan, tetapi juga sebagai simbol transisi menuju visi Indonesia Emas 2045 dengan pemerintahan dan ibu kota baru.
Sumber : BPMI Setpres)