Upaya Bupati Lamongan Memimpin Aksi Penanaman Mangrove

mangrove

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengambil bagian dalam penanaman ratusan bibit mangrove di Blimbing, Paciran, dengan keyakinan bahwa kegiatan ini akan memberikan dampak positif besar bagi nelayan dan ekosistem laut.

“Kegiatan pembersihan pantai dan penanaman ini memberikan manfaat besar bagi nelayan dan ekosistem laut. Mangrove memiliki peranan yang sangat penting, mulai dari mencegah abrasi pantai hingga menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Bupati Efendi saat memimpin apel pada Selasa (9/1/2024).

Bacaan Lainnya

Penanaman 300 bibit mangrove di sepanjang bibir pantai Lamongan merupakan bagian dari inisiatif Kodim 0812 Lamongan dalam Karya Bakti TNI Pembersihan Pantai di Wilayah Kodim 0812 Lamongan.

Selain penanaman mangrove, kegiatan tersebut juga melibatkan pembersihan pantai bertahap bersama TNI, Polri, Rukun Nelayan (RN), LSM, dan FKPPI. Lebih dari 150 orang dari berbagai elemen masyarakat terlibat dalam kegiatan ini, sebagai langkah preventif dalam mengatasi permasalahan lingkungan.

“Pembersihan sungai masih diperlukan, terutama dalam menangani sampah rumah tangga yang dominan di aliran sungai ini. Keterlibatan semua pihak adalah langkah preventif untuk kepentingan bersama,” ungkap Bupati Efendi.

Mengenai normalisasi aliran sungai, Bupati Efendi menyatakan bahwa pembersihan pantai akan diintegrasikan dengan Gempur Saloka (Gerakan Bersih Lumpur Saluran Dalam Kota) untuk mempercepat proses normalisasi aliran sungai.

“Pembersihan pantai telah dilakukan beberapa kali, dan saat ini fokus pada pelebaran atau normalisasi aliran sungai. Selanjutnya, kita akan melanjutkan penanaman mangrove dan menangani sisa-sisa pelebaran aliran sungai dengan mengintegrasikannya dengan Gempur Saloka,” jelas Bupati Efendi.

Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, Dandim 0812 Lamongan, menjelaskan bahwa normalisasi saluran air bertujuan untuk mengantisipasi bencana alam, khususnya dalam menghadapi musim penghujan.

“Kegiatan normalisasi saluran air ini sebagai bentuk respons kita terhadap perubahan iklim, terutama dari musim kemarau menjadi penghujan. Pemblokiran saluran air dapat menyebabkan bencana alam, terutama banjir,” kata Dandim.

“Ia berharap bahwa melalui kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD), masyarakat setempat dapat lebih mencintai dan memiliki lingkungan untuk mewujudkan kelestarian alam,”imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *