PASAMAN, RadarBangsa.co.id – Harvick Hasnul Qolbi, Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia yang didampingi Benny Utama Bupati Pasaman dan Sabar AS Wakil Bupati, serta Kepala OPD terkait, lakukan kunjungan kerja di Kabupaten Pasaman, Jum’at (12/08/2022).
Wamen Pertanian yang didamping Benny Utama, Sabar AS, dan OPD terkait meninjau peternakan ayam potong di Tikalak Nagari Tajung Beringin Kecamatan Lubuk Sikaping. Saat pertemuan tersebut Benny Utama menyampaikan kepada Harvick bahwa peternak ayam potong di Pasaman khususnya di Lubuk Sikaping mempunyai prospek yang sangat cerah, namun terkendala dengan mahalnya cost pakan dalam usaha peternakan ayam potong dan bibit ayam. Tutur Benny Utama.
Benny Utanma juga menjeleskan bahwa tingginya harga pakan ayam disebabkan oleh biaya transportasi, dimana untuk pasokan pakan ayam didatangkan dari Medan Provinsi Sumatera Utara.
Pada kunjungan kerja Wamen Pertanian tersebut, Benny utama juga memaparkan bahwa Kabupaten Pasaman punya 15 ribu hektar perkebunan jagung dan merupakan sentra jagung di Sumatera Barat, dimana jagung merupakan salah satu dari unsur pakan ternak disamping tepung ikan dan lainya. “Saya berharap kepada Bapak Wakil Menteri Pertanian RI, kiranya dalam waktu yang tidak terlalu lama Pasaman sudah punya pabrik pakan ayam dalam meningkatkan pendapatan para pengusaha ayam potong di Kabupaten Pasaman” Harapan Benny Utama.
Kepada Wakil Menteri Perikanan RI, Benny Utama juga melaporkan bahwa Kabupaten Pasaman merupakan sentra perikanan darat di Sumatera Barat, dan merupakan pemasok ikan air tawar terbesar di Sumbar, termasuk pemasok ikan untuk Provinsi Riau, dan alhamdulillah kementerian Kelautan dan perikanan RI telah membangun pakan ikan di Rao dan sekarang sedang berlangsung, dan dengan telah selesainya nanti pembangunan pabrik pakan ikan akan mengurangi cost harga pakan ikan serta akan meningkatkan pendapatan petani ikan di Kabupaten Pasaman.
Terkait dengan hasil pertanian, Benny Utama menyampaikan bahwa Kabupaten Pasaman telah swasembada pangan, dan surplus beras 200 ribu ton setiap tahunya. Ungkap Benny Utama.
Mardanis Darasan, Pengusaha ayam potong yang berlokasi di Tikalak Nagari Tanjung Beringin Kecamatan Lubuk Sikaping, saat berdialog dengan Wamen Pertanian RI, menyampaikan bahwa usaha ayam potong yang dikerjakan sudah menyerap 13 Kepala keluarga dengan gaji 130 ribu per hari per orang, dan sekarang masing masing kandang dengan mempunyai kepadatan 600 ribu ekor. dan 100 ton ayam untuk sekali panen. Pemasaran ayam potong kami sudah menembus pasaran Provinsi Sumatera Utara. Tutur Mardanis.
Mardanis juga menyampaikan permasalahan usaha ayam potong yang Iya lakukan kepada Wamen Pertanian, Mardanis mengeluhkan mahalnya pakan ayam serta terkandala pengadaan bibit ayam.
Mardanis berharap kepada Wamen Pertanian untuk menjadikan usaha ayam potong di Kabupaten Pasaman dengan Usaha mandiri, artinya ada pabrik pakan ayam di Lubuk Sikaping sehingga bisa menekan cost pakan ayam nantinya, dan juga ada pembibitan ayam potong di Lubuk Sikaping, sehingga pengusaha peternak ayam potong tidak lagi menunggu bibit. Dan kalau bibit ayam terputus beberapa hari akan menyebabkan para pekerja akan menganggur dan para pengusaha ayam potong akan sulit untuk mencicil pinjaman di Bank. Ungkap Mardanis.
Dilokasi yang sama, Ir.Syafrialis Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman yang ikut mendampingi kunker Wamen Pertanian tersebut, dalam paparan Nya kepada Wamen menyampaikan bahwa lahan perkebunan jagung di Kabupaten Pasaman saat ini ada 15 ribu hektar, dan sesuai dengan data, para petani merugi 125 milyar setiap tahunnya akibat penjualan jagung dalam keadaan mentah. Untuk itu kami berharap kepada Bapak Wamen Pertanian RI untuk dapat mendirikan semacam pabrik pengolahan hasil jagung pasca panen di Pasaman, sehingga kita bisa menjual jagung dengan harga yang tinggi ke luar Kabupaten Pasaman, dan kalau Bapak Wamen berkenan, kami telah siapkan lahan 4 hektar. Ungkap Syafrialis.
Dengan nada yang sama, Ketua kelompok tani jagung Tikalak Nagari Tanjung Beringin juga menyampaikan keluhan kepada Wamen, dimana para petani jagung sangat membutuhkan pupuk, dan kita sama sama mengetahui bahwa Lubuk Sikaping mempunyai curah hujan yang cukup tinggi, sehingga sewaktu panen jagung dan cuaca hujan, maka jagung tidak dapat dijemur untuk menghilangkan kadar air, dan akibatnya 2 sampai 3 hari jagung yang dipanen akan mengalami perubahan yaitu akan tumbuh kecambah. Untuk itu kami berharap kepada Bapak Wamen untuk dapat membantu kami dalam penyediaan open pengeringan jagung, sehingga jagung yang kami jual bisa dengan harga yang tinggi karena jagung punya kadar air yang sedikit. Tutur ketua kelompok tani jagung.
Saat kunker ini, saya banyak sekali menerima masukan terkait dengan permasalahan dan kendala dalam usaha ayam potong, dan petani jagung di Kabupaten Pasaman, dan saya berharap dalam bulan Agustus ini juga agar Bupati, Dinas terkait, dan para pebisnis ayam potong, kelompok petani jagung, serta pebisnis jagung agar datang ke Kementerian Pertanian RI untuk melakukan diskusi. Harap Harvick Wamen Pertanian RI.
Harvick juga berharap agar hasil diskusi yang dilakukan di Jakarta nantinya bisa disampaikan kepada masyarakat, dan juga nanti adanya pengawasan terhadap bantuan pusat agar tepat sasaran dan bermanfaat bagi para peternak dan petani jagung untuk meningkatkan pendapatan mereka. Ungkap Nya.
Lanjut Nya, Kementerian Pertanian RI selalu manggaungkan ke seluruh tanah air pada tempat tempat kunker yang kami datangi untuk menggiatkan sektor Riil sampai ke hilir, saya berharap adanya geliat masing masing BUMD di daerah dengan tujuan agar bisa dikelola secara efisien, tidak terlalu bermasalah, mengandalkan anggaran pemerintah APBD dan lainnya. Sebut Wamen.
Bertempat di Balaierong Pusako Anak Nagari, Harvick Wamen Pertanian RI menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Bupati Pasaman berupa : benih cabe, 12 Kg, pupuk organik 25 ton, pupuk NPK 3 ton, brongsong 50 roll, obat obatan dan vaksin untuk pencegahan PMK, dan bantuan eartac.
Pada saat pertemuan tersebut juga diserah proposal usulan kegiatan dari Pemda Kabaupaten Pasaman kepada Kementerian Pertanian Repbulik Indonesia.
