Waktu Tuhan Pasti yang Terbaik

(Kanan) Bapak Bandi (Kiri) Gebernur Jateng foto kenangan saat acara pertemuan. [IST]

Aku dilahirkan di bawah kaki gunung Kelir desa yang tandus dan miskin di daerah Wonogiri Jawa Tengah 53 tahun yang lalu

Dari Lahir aku ditinggal kedua orang tuaku,bapaku pergi sejak aku dikandungan entah kemana dan dimana sekarang masih hidup atau sudah meninggal aku tidak tahu, ibuku meninggalkan aku sejak aku dilahirkan, di gendong dan dipeluk dan kasih sayang orang tua tdk pernah aku dapatkan.

Bacaan Lainnya

Hitam kurus kering tubuhku ,hidupku tidak terurus hanya bersama seorang nenekku yg miskin aku dibesarkan. Suka duka kami jalani bersama,masa itu masa sulit kata orang dulu, jadi semua sama sama bertahan hidup.Makan pokok kami nasi gaplek, hanya pejabat saja yang bisa makan nasi beras, Pak lik, bulik, pak dhe sudah pergi semua kekota semua mengadu nasib. Aku hanya tamatan SMP itu pun dgn susah payah untuk mendapatkan ijazah,buat biaya sekolah harus kerja buruh ikut orang (ngenger bhs jawa) jam 3 pagi harus bangun kadang jam 10 malam masih disuruh siram tanaman tembakau di ladang.

Pernah pas bulan puasa jam 3 pagi, karena takut di marahi juragan aku harus masuk sumur yang cukup dalam mengambil baterai yang jatuh saat mencuci beras buat Sahur, tidak ada orang yang tahu andai aku mati didalam sumur.

Masa kecilku perut kenyang dirumah sendiri bisa dihitung,makan sehari hari kadang dapat dari tetangga, mereka paham siapa aku yatim piatu yg hanya hidup berdua dgn neneknya.

Aku baru ngerti sekarang ternyata dulu sudah ada si bolang.
Aku suka mencuri tanaman orang hanya untuk isi perut.
Biasanya aku mencuri kelapa,mangga,pepaya,kacang tanah mentah, cabai mentah, singkong mentah, kacang panjang, mentimun, terong mentah semua aku makan langsung di ladang kadang udang mentah,cicak bakar, ular, Ulat, kepompong, Jangkrik, belalang, udang mentah apapun yang bisa masuk mulut aku makan yang penting buat ganjal perut. waktu itu minum asal air bening, air hujan langsung aku minum ,suatu hari di tengah malam aku kelaparan, terpaksa aku mencuri singkong milik tetangga untuk di rebus.

Waktu itu Orang wajar kalau bilang aku ini anak nakal, karena memang tdk ada figur bapak(orang tua) yg bisa jadi teladan dan tidak ada yg mendidik aku banyak juga orang tua yg tidak suka anaknya bermain degan aku.Waktu itu rasanya alam lah yg membesarkan dan mendidik aku ,kalaupun terpaksa mencuri semua kulakukan untuk bertahan hidup.

Waktu masih SD sepulang sekolah kuhabiskan di sungai untuk mencari sesuatu yg bisa aku makan,untuk beli seragam sekolah,aku dgn nenek pergi ke hutan cari daun jati lalu kami jual ke kota,kadang juga dapat kiriman dari sodara yg di kota.waktu SD aku sdh sering jadi juara,aku sering mewakili sekolah,begitu juga saat SMP.
Alam yg membentuk aku jadi prinsip “jika kamu bisa aku harus bisa,dan itu yg jadi prinsip hidupku sampai sekarang.

Th 1986 aku mengadu nasib ke kota Semarang,Thn 1987 aku menikah dgn gadis semarang yg sampai saat ini dialah pahlawan yg setia menemani aku dari nol,selesai nikah cincin kawin kami jual untuk kontrak sendiri.

Dari perkawinan kami Tuhan karuniai empat orang anak cowok semua
Di kota itulah proses sejarah hidupku dilanjutkan,kerja jadi buruh dari toko ke toko sepeda di kota semarang,hampir semua aku kerja dan kenal pemiliknya,dari kota ke kota sampai pulau Sumatera-Jawa ( Jambi)juga pernah aku buruh disana. 25 thn aku bergelut di dunia sepeda bahkan sampai bosen rasanya kerja di sepeda yg tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga,jangankan beli rumah mimpipun rasanya tdk mungkin.

Waktu pulang dari Sumatera aku tidak bawa duit sebab uang yg aku kirim sdh habis buat kebutuhan keluarga dan bayar hutang dari Sumatera balik semarang ternyata gubuk sudah digusur diminta yg punya tanah, aku sempet marah, strees dan bingung. Sempat istri dan anak anak terpaksa tidur di emperan orang karena rumah di bongkar sementara tidak ada uang untuk cari kontrakan.

Waktu itu rasanya lengkap lah sudah sengsaraku,bagai kena sunami hidupku, sudah tidak punya kerjaan, tidak punya uang, tidak punya rumah tidak bisa kontrak tak punya apa apa sampai alat masak saja sudah kami jual semua karena aku punya rencana mau ajak anak istri pindah di Jambi, rasanya kota Semarang tdk bisa buat kami hidup.waktu itu kami hanya bisa kost 3x3m dgn beberapa piring dan alat masak itupun kebanjiran akhirnya nggelandang di pasar dgn istri ,anak anak ngungsi dirumah temen entah dimana kami tidak bisa melacak.

Sekolah anak anak tdk terurus jangankan belikan sepatunya,bahkan uang saku saja kami tidak sanggup kasih,bahkan Ijasah anak anak kami tidak bisa ambil, mungkin sangkin lama tidak di urus, ijasah belumm ketemu sampai sekatang.

Dulu sebelum digusur kami biasa tidur dengan tikus, kecoa, kadal, bahkan gubuku sering ada ular masuk dan itu sdh biasa. Setiap hari anak anak dan istri ngeluh klu jempol kaki nya,kadang tangannya di gigit tikus, setiap malam suasana berisik sangking banyaknya binatang yg mampir kegubuku karena yg saya tempati rawa tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga, itupun hasil kebaikan warga setempat yg iba dgn kami.Kalau musim hujan bau harum air comberan menyengat sekali itu harus kami nikmati,bisa makan bakso bareng keluarga itu setahun sekali itupun kalau pas lebaran anak anak dpt uang saku dari sodaraku.

Pernah istri aku tanya mam dulu beli beras paling sedikit berapa kg? Jawab istriku ” 1/4 kg pah, padahal waktu itu kami sudah punya anak 4 baru th 2005 kemarin, biasa nasi dingin( kemarin) yang makan aku, untuk anak anak makan nasi yang baru. Keadaan seperti ini kami berjalan sampai 25 thn,wajar kalau aku direndahkan, dilecehkan, dihina seperti dibuang keluarga, waktu itu mungkin sodaraku malu lihat hidupku yang tinggal di gubuk seperti kandang kambing, kalau kerabat sempet kerumah minum teh yang di buatkan istri tidak pernah mau minum, mungkin jijik atau tidak tega melihat keadaanku.

Setiap sore hari di depan rumah dibawah pohon mangga aku dan istri sering menangis berharap pada Sang Pencipta sambil menyanyikan lagu “Janji-mu Seperti fajar dan Mujijat itu Nyata” tahun 2001 Hanya untuk bertahan hidup Kadang aku semalam malaman suntuk berendam di air laut menangkap ikan dengan tangan kosong (gogoh bhs jawa) di tepi pantai laut utara SEMARANG sendirian sudah biasa.waktu itu untuk mencapai air aku harus seperti Marinir yang sedang latihan merangkak sejauh satu km begitu juga waktu mau ke darat harus merangkak dalam lumpur sejauh 1km.

Supaya tidak kedinginan aku makan soto mintak super pedas supaya perut tetap hangat,tidak ada yg saya takuti sekalipun katanya di pinggir pantai itu ada setan, siluman buaya, ular.

Waktu itu jangankan hanya binatang,setan pun takut dgn kenekatanku,setelah sampai di rumah gantian istri yg keliling kampung jual udang, ikan kepiting pokoknya apa yang aku dapet aku jual, butuh saat menangkap kepiting dgn tangan kosong di air, kadang tanganku sobek semua kena karang dan kepiting, tidak kupedulikan diriku, keselamatanku, gelapnya laut utara tidak membuat aku takut yang penting anak anakku tidak kelaparan, pulang dari laut aku tidur sebentar setelah bangun aku nyopir becak kadang sampai jam 11 malam, rasanya kepala saya buat kaki, kaki jadi kepala tp tetap tdk bisa bergerak, kekurangan dan kekurangan.

Selama 25 thn kami pindah pindah, seperti kucing pindahan bawa anaknya, tempat lebih dari tiga belas kali, pindah dari kontrakan satu ke kontrakan yang lain sampai akhirnya tidak bisa kontrak dan tidur dipasar. Suatu hari saya benar benar sudah buntu dan bosen hidup rasanya rel kereta api lah jalan keluarnya, tapi Tuhan rupanya belum ijinkan.

Usaha Apa saja sdh kami kerjakan bahkan jadi tukang kuras wc,tukang becak, tambal ban,jualan keliling naik sepeda, jualan burung, jualan barang barang bekas sudah ku coba.Aku buang harga diriku, kerja apapun aku lakukan demi bisa bertahan ,kadang aku bawa karung keliling di lapak lapak besi tua.

Kami tidak pernah mengeluh ,kami tidak pernah putus asa,bagiku bisa bertahan sudah aku Syukuri.

Kami tidak pernah menyalahkan siapa siapa,karena kami sadar kami sudah tidak punya orang tua kandung, waktu itu rasa pahit hidup kami sudah terlanjur kami anggap manis, kadang justru sahabat sahabat ku terlihat malu melihat pekerjaan dan hidupku tapi apalah daya merekapun tidak bisa mambatu.

Waktu itu tempat tinggal kami dirahasiakan oleh keluarga ku, setiap kali ada yg berkunjung dari desa tanya mana rumahnya Bandi biasanya dijawab oh jauuuh tidak usah mampir lain kali saja, mungkin sodaraku malu kalau lihat keadaanku. Sekalipun saya punya banyak teman pengusaha aku tidak pernah minta pekerjaan, aku takut nt persahabatan putus karena pekerjaan,kami berdua hanya bisa menangis kepada Tuhan dan Berdoa ” TUHAN, Jangankan mikir masa depan, bisa bertahan hari ini sudah lebih dari cukup.

Tuhan,saya sdh tdk berdaya,saya sudah bosan hidup,saya butuh makan ,anak anak butuh makan ,kami butuh tempat tinggal, kami pingin hidup normal Tuhan sebab saya ini manusia normal,” Jika Engkau sanggup memberkati aku di jambi aku yakin Engkau juga sanggup memberkati kami di Semarang,itulah Doa yg aku naikan, sebab aku merasa di jambi ada jawaban buat kami. Kami berdoa tidak pingin kaya,tidak pingin banyak uang,tidak pingin jadi atasan atau orang terkenal. Kami hanya minta pingin jadi manusia normal saja ya Tuhan.

Begitu besar dan Ajaib Tuhan yg kami sembah, blm ada satu tahun waktu itu thn 2010 sejak aku doa itu Tuhan Jawab, rupanya Tuhan tampung air mata kami yg tercurah selama 40 thn, ternyata Tuhan sudah persiapkan banyak kejutan buat kami. Thn 2011 kami dibantu keluarga dan sahabat bisa punya gubuk lagi sekalipun hanya atap tanpa dinding, lumayan bisa berteduh dari panas matahari dan tdk perlu bayar uang kost, tp kalau hujan air masuk semua dan basah kuyup seisi rumah, tahumn 2011 aku dapat pekerjaan di perusahaan, interview hanya lewat telpon punya direktur, dia telpon dgn bos nya kalau ada orang yg dianggap punya pengalaman di dunia sepeda. Bos tanya padaku, sudah berapa thn pak Bandi kerja di sepeda? Jawabku baru 25 tahun pak, bos ku langsung jawab besok kerja! dan aku dipercayai kedudukan pada Posisi yang cukup penting di perusahaan ini sampai saat ini, Sejak saat itu Tuhan berkati kami rumah tahunn 2015 kami bangun rumah 2 lantai, mobil, motor dll. Rencana bulan Desember 2020 kami mau buka pemancingan,yg kami beri nama ” Pemancingan PONDOK DAUD mbah KAKUNG .

Tuhan terus angkat kami dan terus tinggikan sampai aku sendiri heran dan di buat heran sampai hari ini.

Dari seorang yang tidak berpendidikan, gelandangan dipasar,tukang becak,tukang tambal ban,tukang kuras WC sekarang Tuhan percayakan melayani ratusan jiwa dan beberapa Wilayah untuk kami layani, aku juga gabung di pelayanan anak anak jalanan.
Tuhan terus cukupi bahkan bagi kami melimpah, setidaknya kami sudah tidak jadi gelandangan lagi,tidak mikir kehujanan, dan tidur bersama ular dan tikus lagi.

Orang orang yg dulu memandang kami sebelah mata sekarang jadi terbelalak seperti gak percaya ” kok bisa ya ” dalam hatiku jangankan orang lain bahkan saya sendiri yang menjalani seperti tidak percaya, kok bisa ya, kok jadinya begini ya.

Dulu naik pesawat bagiku aneh dan suatu yang mustahil tapi Malaysia dan Shanghai sdh saya kunjungi, dulu kami diremehkan tak ada yang perhatikan, hari ini tamu siang malam tidak pernah sepi dari pejabat wilayah sampai orang besar pernah kerumah.

Dulu tdk salah saja ketemu Bapak polisi aku takut dan menghindar,hr ini kadang Bapak polisi yg minta foto dgn aku,kadang aku ketawa dalam hati kok bisa begini ya.

Sekarang keberadaan kami sudah tidak di rahasiakan dan disembunyikan lagi oleh keluarga,kalau ada tamu dari desa sekarang di dipersilahkan mampir.

Aneh bin ajaib jika Tuhan sdh bekerja tak ada yg bisa hentikan dan tidak mustahil,semua bisa terjadi bahkan apa yg tak pernah kami pikirkan, itu Tuhan nyatakan pada kami.

Waktu Tuhan pasti yang TERBAIK sekalipun kadang sulit dimengerti, butuh waktu 40 thn kami di manusia kan, sungguh waktu yang melelahkan. Dulu aku punya alasan protes dgn keluarga, punya alasan meninggalkan Tuhan, tapi kami tetap belajar sabar, belajar setia sbab aku yakin Tuhan kami Sembah adalah Tuhan yg bertanggung jawab dan Tuhan Yang setia dgn Janji-Nya.

Pesan :
Buat temen temen dan sodara sodari yang hari ini merasa blm beruntung, nikmati proses yang Tuhan ijinkan ada dalam hidup kita, bersabarlah, jgn takut, jangan kecewa,jgn menyalahkan orang lain teruslah berjuang jangan putus asa, tidak perlu mengeluh tetap semangat, Tuhan yang pernah proses hidup kami dan sekarang sudah pulihkan, mungkin saat ini jugaTuhan sedang proses hidupmu percayalah Dia Tuhan yang sama dan Tuhan yang Sanggup, Sanggup mengubah debu jadi permata, sanggup mengubah yang hina jadi mulia .

Catatan:
– Cerita ini akan terus berkembang sebab masih banyak yang belum saya masukkan.semoga bermanfaat

– Sujud syukur kami persembahkan buat Raja Segala Raja Tuhan yang kami Sembah
– mohon maaf buat para petani yg dulu tanamannya pernah saya curi

– Terimakasih buat alm nenek ku ( mbah Gemplo) yang sdh merawat aku.
– Terimakasih buat tetangga dan sodaraku yang sudahh terlibat dalam proses hidupku

– Terima kasih jg buat sahabat sahabat komunitas PRAI SEJATI kota Semarang yang setia mensupport kami (khusus kepada Alm pak Joli Santoso anda luarbiasa)

Salam dari mbah KAKUNG, GUSTI ALLAH AMBERKAHI

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *