CIANJUR, RadarBangsa.co.id – Warga masyarakat desa Gelarpawitan, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat keluhkan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan menuju desa mereka yang tidak pernah kunjung dapat terbangun.
Ungkapan harapan masyarakat agar jembatan penghubung desa itu dapat dibangun sesegera mungkin, karena satu-satunya akses menuju wilayah mereka.
Sudah lebih kurang 3 (tiga) tahun jembatan itu rusak akibat banjir, dan sudah berulangkali di laporkan dan dipermohonkan kepada pemerintah, baik pemerintah di kecamatan, maupun kabupaten, namun belum ada tindak lanjutnya.
Untuk menuju kedua desa (desa Gelarpawitan dan desa Neglasari) masyarakat membangun jembatan darurat yang terbuat dari bambu, kondisinya sudah benar-benar memprihatinkan, dan juga tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 (empat) mobil, hanya sepeda motor.
Masyarakat sudah sangat menunggu perbaikan jembatan ini karena satu-satunya akses transportasi penghubung dua desa dan menuju kabupaten Cianjur,” kata Zainuddin (41) penduduk Kampung Datar Bolang RT 01, RW 08, dusun Mekarmulya desa Gelarpawitan kepada Jurnalis radarbangsa.co.id, Senin (01/03/2021).
Selanjutnya Zainuddin menceritakan, sudah tiga kali jembatan bambu itu terjadi perubahan karena lapuk, dan buktinya masih ada itu, sambil menunjukkan jembatan yang sudah lapuk dan tidak terpakai lagi.
Pemerintah desa Gelarpawitan HERI KUSWANTO. S. Sos.I membenarkan apa yang telah disampaikan oleh Zainuddin tersebut.
Bahkan beliau menambahkan, di desa Gelarpawitan ini tidak ada jalan kabupaten dan jalan provinsi, apalagi jalan pusat, yang ada adalah jalan desa.
Jumlah penduduk desa Gelarpawitan ini sebanyak 4.728 jiwa, 1.585 Kepala Keluarga (KK), tersebar di 37 Rukun Tetangga (RT), 8 Rukun Warga (RW), dan 5 dusun, mayoritas penduduk berpenghasilan dari usaha tani.
Keluar masuknya masyarakat ke desa ini melalui jembatan bambu itu, dan masih bisa dilalui oleh kenderaan roda dua.
Hasil bumi petani di desa Gelarpawitan ini cukup bagus, akan tetapi, harganya itu lho jatuh banget, gara-gara biaya upah angkutnya cukup besar.
“Jadi urat nadi perekonomian masyarakat di desa Gelarpawitan ini adalah infrastruktur jembatan dan jalan. Jelas kades penuh perhatian serta harapan dapat diperhatikan dengan cepat.
Anggaran dana desa (DD) ada setiap tahunnya, akan tetapi bila di alokasikan untuk infrastruktur jembatan dan jalan ini tidak cukup.
Kepada pemerintah baik kabupaten, provinsi, maupun pusat masyarakat desa Gelarpawitan bersama pemerintahan desa bermohon agar dapat diperhatikan dan membangun infrastruktur jembatan penghubung desa serta jalan utama desa mereka.
(AE. Nasution)