Semarang RadarBangsa.co.id – Warga Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, menggeruduk Rumah Pompa Kali Tenggang di Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Aksi ini dilakukan karena mereka resah dengan kondisi banjir yang tak kunjung surut akibat tidak semua pompa di rumah pompa tersebut dioperasikan.
Aksi warga tersebut menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @beritasemaranghariini. Dalam video yang beredar, warga tampak berbondong-bondong mendatangi rumah pompa untuk memprotes pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Mereka mempertanyakan alasan tidak semua pompa diaktifkan meski banjir masih menggenangi wilayah mereka.
Salah satu warga Tambakrejo, Syarifudin (40), membenarkan aksi protes tersebut. Ia mengatakan bahwa wilayah RW 9 RT 8 Kelurahan Tambakrejo hingga kini masih tergenang air. Kondisi ini membuat warga geram dan memutuskan untuk mengecek langsung rumah pompa pada Senin (3/2) sore.
“Kita cek ke sana itu ada enam pompa, tapi yang difungsikan hanya dua. Operator yang bertugas mengatakan bahwa mereka kehabisan BBM,” tuturnya melalui sambungan telepon.
Tak puas dengan jawaban tersebut, warga kembali menemui pimpinan BBWS Pemali Juana pada malam harinya. Namun, mereka mendapatkan jawaban yang sama. Hingga akhirnya, warga kembali mendatangi Rumah Pompa Kali Tenggang pada pagi harinya untuk menuntut kejelasan.
“Katanya kekurangan BBM karena adanya pemangkasan anggaran dari kementerian. Anggaran itu diblokir, sehingga berimbas pada operasional pompa yang tidak bisa menyala karena tidak ada dana untuk membeli BBM,” jelas Syarifudin.
Ia juga menambahkan bahwa ada kejanggalan dalam pernyataan pihak rumah pompa. Sebab, dari empat pompa yang sebelumnya disebut rusak, tiba-tiba satu bisa difungsikan.
Lebih lanjut, warga juga merasa kecewa karena Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang sebelumnya dijadwalkan menemui mereka, batal hadir. Akibatnya, belum ada solusi konkret atas masalah pompa yang tidak dioperasikan secara maksimal.
“Sampai saat ini banjir belum surut. Meskipun dampaknya tidak terlalu luas, akses jalan masih tergenang. Logikanya, kalau ada pompa, kenapa tidak difungsikan?” tegasnya.
Sementara itu, PPK OPSDA 3 BBWS Pemali Juana, Yogie Leksono, membenarkan bahwa ada pompa yang mengalami kerusakan di Rumah Pompa Kali Tenggang. Dari enam unit pompa permanen, tiga di antaranya mengalami kerusakan.
“Kami bukan tidak bisa mengoperasikan pompa, tapi memang kurang bisa maksimal. Dari enam unit pompa permanen, tiga rusak. Sedangkan dari dua unit floating pump (pompa cadangan yang terapung), satu rusak dan satu masih berfungsi. Satu mobil pompa yang ada di truk juga dalam kondisi menyala,” katanya saat ditemui awak media pada Selasa (4/2).
Yogie menambahkan bahwa kendala utama yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan anggaran. Selain tidak adanya dana untuk membeli bahan bakar, pihaknya juga tidak memiliki anggaran untuk memperbaiki pompa yang rusak.
“Saat ini, seperti yang kita tahu bersama, anggaran PUPR sedang diblokir. Pemblokiran itu belum dibuka dan ada rencana efisiensi,” tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan surat dari pusat, terjadi pemotongan anggaran hingga 80 persen. Kondisi ini menyebabkan keterlambatan dalam pengoperasian pompa, bahkan hingga saat ini belum ada anggaran untuk menjalankan seluruh rumah pompa yang ada.
“Kami berharap ada solusi segera agar operasional pompa bisa kembali normal dan warga tidak lagi terdampak banjir,” tutupnya.
Penulis : Hosea
Editor : Bandi