LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Rabu Wage malam Kamis Kliwon tahun 1441 H, masyarakat Desa Pucangro, Kalitengah, Lamongan menggelar upacara ritual sedekah Bumi bernama Walimatul Haul.
Kepada wartawan Radarbangsa, Zuly Kuswamanto merinci proses yang ditempuh warga menyambut upacara khas masyarakat Jawa ini “Jadi sekitar sebulan lebih warga Pucangro sudah saling bahu membahu. Mereka saling kerjasama mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seperti membangun tenda, mempersiapkan alat masak hingga bahan masakan yang di butuhkan. Bahan dan alat kebutuhan tersebut awalnya didapat dari partisipasi warga yang sukarela mengumpulkan uang hingga mencapai angka Rp 45.000.000,- ” ujar lelaki yang dipercaya menjadi kepala desa Pucangro untuk kedua kalinya itu.
Upacara ritual tahunan yang dilangsungkan di lapangan desa itu, dimulai dengan penyembelihan binatang kurban berupa seekor sapi jantan. Setelah disembelih, daging kurban dimasak di tenda yang disediakan panitia.
Sejak sore pada Rabu wage (20/11) selain mempersiapkan kebutuhan acara menyiapkan tempat dan suguhan. Nampak warga berduyun-duyun melakukan tadisi yang bagi masyarakat Jawa dikenal dengan ruwahan, diwujudkan dengan berziarah kepusara orang tua yang telah mendahului ke alam barzah. Warga membersihkan rumput yang mulai meninggi menutupi area pemakaman serta berkirim doa.
Ba’da Isyak sekitar pukul 19:01 masyarakat Pucangro lintas usia berkumpul ke lokasi sedekah bumi. Mereka khusuk membaca Yasin dan tahlil do’a bersama bagi keselamatan desa dan seluruh warganya. Acara inti disempurnakan dengan pengajian yang disampaikan oleh K.H Abdul Latif dari Gresik.
Sedekah bumi ini juga dihadiri Sekretaris daerah Lamongan, Yuhronur Efendi yang oleh dipersilahkan memberikan sambutan. Dalam kesempatan itu Yuhronur menyampaikan bahwa hampir desa-desa di Kabupaten Lamongan memiliki tradisi yang difungsikan secara turun temurun sebagai perekat kerukunan antar warga, salah satunya adalah sedekah bumi.
“Keragaman tradisi di wilayah Lamongan, salah di Desa Pucangro ini, bukanlah suatu persoalan yang perlu diperdebatkan, melainkan sebuah berkah yang harus disyukuri. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Lamongan merupakan masyarakat yang berbudaya dan terhubung dengan tradisi leluhur. Semoga dengan pelaksanaan sedekah bumi, masyarakat Pucangro diberi keberkahan lahir batin ” harapnya
Sekitar pukul 00:00 ritual sedekah bumi Desa Pucangro tahun ini diakhiri, dilanjutkan dengan acara ramah tamah, antara kepala desa, Kyai dan masyarakat Pucangro. (JK)