MALANG KOTA, RadarBangsa.co.id – Proses pembangunan RSU BRIKS Warga RT.05 RW. 05 Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen kota Malang kembali melakukan pertemuan akibat dampak dari getaran pemasangan paku bumi yang di lakukan oleh proyek BRIKS yang berada di tengah lingkugan padat penduduk wilayah jalan Majen Panjaitan.
Warga Jalan Majen Panjaitan, RT.05 RW.05 , Melakukan rapat kordinasi dirumah sodara Agus, Untuk membahas dan menyepakati Menghentikan Proyek Pembangunan RSU BRIK, yang saat ini masih dipersoalkan masyarakat sekitar Proyek. [WIN]
Dari hasil pertemuan tersebut akhirnya menyepakati bersama untuk meminta proyek dihentikan untuk sementara waktu, sambil menunggu win-win solution untuk menyepakati bersama sehingga membuahkan kesepakan bersama agar kedua belah pihak agar bisa saling menerima kesepakatan pada kedua belah pihak.
Alasan untuk mengadakan pertemuan adalah, warga sudah capek dan sudah hilang kesabarannya karena pihak proyek dianggap warga kurang memperhatikan hal-hal yang mungkin menyebabkan terganggunya keamanan dan ketentraman warga.
Puncak kesabaran warga terjadi pada hari Selasa (8/12) pukul 20.15 WIB terjadi pemasangan paku bumi yang mengakibatkan dampak getaran yang luar biasa seperti gempa. Bahkan warga sampai berhamburan keluar rumah karena mengira ada gempa.
Menurut Agus, warga setempat, getarannya di rasakan sampai radius yang lumayan jauh, bahkan hampir menimbulkan anarkis karena warga sudah memuncak emosi.
“Getarannya sampai ke kampung sebelah mas, malah di kira ada gempa, akhirnya saya datangi ramai-ramai bersama warga untuk minta klarifikasi terkait jam kerja ke pihak konsultan, namun hingga tengah malam pihak konsultan tidak ditemui” jelas Agus
“Dari kronologi tersebut warga sepakat melakukan pertemuan bersama, dan jadilah kesepakatan yang membulatkan bahwa warga kepingin proyek untuk dihentikan karena alasan antara lain keamanan dan sebagainya” tambahnya.
Dari pantauan di lapangan bahwa terkait pembangunan proyek BRIKS ini di pertanyakan warga bahwa dulu tidak ada ijin gangguan yang jelas dan perlu di pertanyakan juga terkait keluarnya IMB (ijin mendirikan bangunan) perlu adanya konfirmasi ulang.
Langkah yang di lakukan warga selanjutnya minta Pak RW untuk bisa disampaikan ke Kelurahan penanggungan sebagai bentuk aspirasi warga terkait permintaan kesepakatan warga.
Dari pantauan media, bahwa warga yang terdampak proyek, hampir 90 persen lebih menyatakan bahwa proyek harus diberhentikan.
Dari dampak yang luar biasa ini, akhirnya kesabaran warga sudah tidak terbendung. Dan di rasa warga, mulai awal pengerjaan proyek dirasa sedikit dipaksakan. Harapan warga sekitar bisa duduk bersama lagi antara kedua belah pihak
Sementara Manager Proyek Berlin Anggoro saat dikonfirmasi di kantornya mengatakan akan mengikuti apa yang menjadi keinginan warga. Agar sesuai jalurnya, pihak proyek akan klarifikasi ke Kelurahan. Kalau memang perlu ada pertemuan lagi dirasa itu lebih baik.
“Dan kita coba klarifikasi ke kelurahan dan kita akan ketemu lagi dengan warga, biar difasilitasi kembali oleh pihak kelurahan” tuturnya.
(Win)