MALANG, RadarBangsa.co.id – Wisata Aeng Wonokoyo di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, memiliki potensi besar sebagai destinasi unggulan dengan konsep wisata air, sejarah, dan budaya. Namun, minimnya dukungan dari pemerintah membuat pengelolaannya berjalan tertatih.
Ketua LPMK Kelurahan Wonokoyo, Misnari, menuturkan bahwa wisata ini bermula dari keinginan warga untuk mengenang perjuangan Mayor Hamid Roesdi, seorang tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Selain aspek sejarah, keberadaan wisata ini juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Sebelum pandemi, Wisata Aeng sempat ramai dikunjungi wisatawan. Namun, keterbatasan anggaran dan dampak COVID-19 membuat aktivitasnya terhenti. Hingga kini, pengelolaan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dengan dukungan tokoh masyarakat seperti H. Suhartono.
Masyarakat setempat, terutama pemuda Karang Taruna, turut berperan aktif dalam mengembangkan wisata ini, termasuk melalui sektor UMKM. Berbagai kuliner khas seperti rujak cetol dan nasi empok menjadi daya tarik yang ditawarkan kepada wisatawan.
“Wisata ini butuh perhatian lebih dari pemerintah, terutama dalam pendanaan dan infrastruktur. Dengan adanya dukungan, pengelolaan bisa lebih optimal dan manfaatnya akan lebih luas bagi masyarakat,” ujar Misnari, Senin (10/3/2025).
Ke depan, Wisata Aeng Wonokoyo direncanakan akan diperluas hingga ke RW lain dan terhubung dengan wisata petik durian. Para tokoh masyarakat juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pengairan untuk menjaga kebersihan aliran sungai sebagai bagian dari wisata air.
“Dengan swadaya warga dan tokoh masyarakat, di wisata Aeng saat ini telah dibangun tempat untuk UMKM, kuliner, dan oleh-oleh khas Wonokoyo,” tambahnya.
Warga berharap Pemerintah Kota Malang dapat memberikan dukungan, baik dalam bentuk anggaran maupun kebijakan yang berpihak pada pengembangan wisata lokal.
“Tanpa sentuhan lebih dari pemerintah, pengembangan wisata ini akan berjalan lebih lambat. Tapi, selama masyarakat kompak, kami akan terus berusaha,” pungkas Misnari.
Penulis : Windu Setiawan
Editor : Zainul Arifin