PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Sejumlah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung di dalam Forum Masyarakat Transparansi (Formasi) Kota Pasuruan, silaturrahmi ke pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bayt Al-Hikmah pada Sabtu (6/6) sekira pukul 19.30 wib malam.
Dalam giat silaturrahminya ke Ponpes tersebut, jajaran Formasi Kota Pasuruan itu tak lain adalah untuk meminta restu sekaligus dukungan kepada Gus Amak atau Moch Nailur Rohman putra dari KH Idris Hamid yakni selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Pasuruan.
Kedatangan rombongan dari Formasi itupun disambut baik oleh Gus Amak, bahkan Gus Amak sendiri juga sangat mendukung kaitan dengan upaya yang dilakukan pihak Formasi dalam mengawal atau mengontrol setiap kebijakan serta aturan yang dijalankan Pemerintah Kota Pasuruan demi kemaslahatan bersama.
Baik dari sisi tatanan, penggunaan anggaran, perekonomian, kesejahteraan, sosial dan juga keagamaan, merupakan hak dan tanggung jawab bersama tanpa dibatasi oleh kelompok atau warna bendera tertentu dalam kepentingan apapun.
Kaitan hal tersebut, salah satu petinggi Ormas yang juga ikut tergabung dalam Formasi Kota Pasuruan yaitu Ayik Suhaya selaku Ketua Generasi Muda (GM) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) Pasuruan menganggap bahwa selama penanganan Covid 19 pihak Pemkot Pasuruan dinilai kurang transparan.
Mengingat menurut Ayik Suhaya, terdapat beberapa hal kebijakan atau sistem pelaksanaan dalam penanggulangan Covid 19 yang dilakukan dilapangan terkesan di tutup-tutupi dan seolah enggan untuk di sampaikan kepada publik.
Salah satunya mengenai penggunaan anggaran Covid 19 senilai kurang lebih Rp 57 Miliar yang tersebar di tiap OPD terkait, serta mengenai pengadaan masker yang di anggap telah menciderai para pelaku UMKM Kota Pasuruan.
Bersama jajaran LSM lain seperti Saipul dari Ketua LSM M-Bara, Amin Suprayitno dari Wakil Ketua DPD Pospera Jatim, Misbakhul dari tokoh masyarakat, M Fadhil pelaku usaha, Musa Abidin selaku Humas Formasi, Ayik Suhaya juga menyampaikan beberapa hal terkait permasalahan yang ada di Kota Pasuruan.
“Selama ini kita hanya menerima informasi secara global terkait anggaran Covid di Kota Pasuruan, sementara secara rinci kita tidak tahu berapa besaran penggunaan anggaran di masing-masing OPD terkait”. Kata Ayik Suhaya, seraya sambil sharing bersama Gus Amak.
Seiring dengan kaca pandang dan persepsi yang sama yakni dalam hal menyampaikan kritik membangun serta mengawal anggaran, Ayik sangat berharap adanya restu dan juga dukungan dari Gus Amak selaku dari PCNU Kota Pasuruan.
“Kita berharap ada perwakilan dari pihak PCNU Kota Pasuruan untuk bisa menyuarakan dengan cara kritik membangun, karena kita tidak ada muatan apa-apa. Supaya semua kembali pada ril yang ada, serta betul-betul membangun Kota Pasuruan ke arah yang lebih baik tanpa tendensi apapun”. Harapnya Ayik.
Sementara menurut pandangan Gus Amak, menyangkut beberapa permasalahan yang ada di Kota Pasuruan disebabkan karena adanya miskomunikasi dan koordinasi yang lemah antara eksekutif dan legeslatif.
“Kalau yang saya terima informasi ada kesan Pasuruan Kota ini lambat untuk mengucurkan bantuan, dan yang membuat lambat diluar katanya adalah Dewan yang tidak segera menandatangani berkas pengajuan. Padahal setelah saya kroscheck masalahnya Dewan tidak mau tanda tangan karena di dalam rincian itu banyak perubahan yang tidak berkoordinasi”. Tutur Gus Amak, di forum silaturrahmi tersebut.
Bahkan Gus Amak sendiri juga sudah melakukan komunikasi dengan beberapa pemangku Pemerintah di Kota Pasuruan, termasuk dengan beberapa Dokter terkait informasi di tingkat bawah terlebih masalah anggaran.
“Saya juga mencoba bertanya-tanya dengan beberapa orang Dinas bahkan dokter-dokter yang ada di IGD Rumah Sakit sama sekali tidak tahu, jadi memang selama ini ada garis komunikasi dan koordinasi yang putus. Jangankan terkait uang, informasi saja nggak nyampai, termasuk dalam hal pengadaan barang”. Tambahnya.
Dalam urusan kemaslahatan bersama, Gus Amak menjelaskan bahwa Ormas NU tidak murni pada urusan Pemerintahan saja. Melainkan juga di keagamaan ataupun masalah kemasyarakatan, serta selalu merespon keresahan masyarakat dengan cara melakukan pendekatan persuasif dan tidak konfrontatif.
“Kami juga menjalin hubungan relasi dengan Pemerintah, dan juga kritis. Yakni mempertanyakan, juga titip bener-bener. Saya secara kelembagaan di PCNU kritis melontarkan statement, agar masyarakat mengawal khususnya dana Covid disisi lain saya juga koordinasi”. Tegasnya.
Atas apa yang dilakukan oleh Formasi Kota Pasuruan, yakni di dalam hal mengawal anggaran serta mengontrol kebijakan yang ada. Dengan gamblang dan terbuka Gus Amak mendukung upaya tersebut, sepanjang dilakukan konfirmasi yang humanis.
Dengan tujuan sebagai pengingat bagi pihak Pemerintah, dalam hal ini Pemkot Pasuruan agar tidak lalai dan santai akan tugas dan tanggung jawabnya serta menjalin komunikasi yang baik.
“Saya menghargai sekali semangat njenengan (Anda) sekalian, justru harus ada yang seperti ini dan saya sangat sepakat silahkan konfirmasi. Karena untuk menjadi pengingat bagi Pemerintah, agar tidak santai dan lalai”. Sahut Gus Amak.
Menyinggung permasalahan masker yang di pesan oleh Pemkot di Jawa Tengah, Gus Amak juga menilai bahwa harga satuannya yang ada dinilai terlalu mahal dan berlebihan. Mengingat banyak pelaku UMKM di wilayah Pasuruan jauh lebih mampu membuat harga satuan yang lebih murah di bawahnya.
Berdasarkan dengan kesamaan aspirasi, kehendak, kepentingan, kegiatan dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lebih maju, Gus Amak juga sangat setuju hal tersebut.
“Kalau membangun daya kritis monggo…!! Karena budaya kritis saya sangat setuju, asal budaya kritis itu betul-betul membangun dan kontruktif”. Tandasnya Gus Amak.
(Ank/Ek)