TANGERANG, RadarBangsa.co.id – Meskipun setiap dekade ada genre musik yang merajai trend pasar, namun rock punya tempat tersendiri bagi para penikmat musik di setiap masa. Menyadari aliran musik tersebut tak hanya digilai di Indonesia, grup band 3 POINT menyuguhkan musik instrumental rock berjudul Cyclone, sebuah karya epic Indonesia untuk selera dunia.
Bima Wp, salah seorang personal 3 POINT saat diwawancarai pada Kamis (4/11/2021) mengatakan, Cyclone merupakan singel perdana bagi 3 POINT yang dikemas apik penuh energi untuk membangkitkan semangat. Lagu tersebut menceritakan perlawanan pada kegelisahan yang ada dalam diri sendiri. Bisa saja perlawanan pada rasa takut, keraguan, atau sesuatu di benak sendiri yang seakan mengejar. Pada situasi tersebut tidak ada orang yang dapat membantu selain diri sendiri. Cyclone dirilis 3 POINT pada Jumat, 29 Oktober 2021 di kanal YouTube 3 Point Guitars.
“Dengan konsep musik instrumental ini semoga bisa lebih memberi warna di industri musik Indonesia dan bisa dinikmati orang banyak,” kata Bima Wp.
Sehari setelah dirilis, Cyclone ditampilkan 3 POINT saat live concert di acara Gebyar Sumpah Pemuda 2021 (Kreasi di Musim Pandemi) pada Sabtu (30/10) di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail – Jakarta. Aksi panggung energik 3 POINT di acara tersebut berhasil memukau para penonton.
3 POINT memiliki tiga personal, yaitu: Bima Wp, Eza Somantri, dan Shadiqa, mereka para gitaris dengan style yang berbeda-beda. Nama grup band mereka tersebut diambil dari istilah olahraga basket, merupakan poin tertinggi jika bola yang masuk tersebut dilempar dari luar garis 3 angka.
Mengenal lebih dekat para personal 3 POINT, Bima Wp selain identik dengan sosoknya sebagai seorang gitaris, ia juga arranger musik yang sudah banyak mengaransemen musik untuk musisi lain. Saat ini Bima Wp juga aktif jadi gitaris di grup band The Row bersama Rowman, Drummer Ungu.
Selain itu, Bima Wp juga masih aktif jadi gitaris pengiring aksi panggung Nugie ‘Si Burung Gereja’. Tidak sedikit karya-karya yang sudah dilahirkan Bima Wp, baik berkolaborasi dengan musisi lain maupun di karya solonya yang juga berkonsep instrumental.
Sedangkan Eza Somantri masih aktif pada beberapa grup band, seperti Hyoza, Andeeta, dan Shifter Band. Eza Soemantri sudah tidak asing lagi di dunia pergitaran. Tidak tanggung-tanggung, ia sering menjadi gitar partner untuk Donna Agnesia, Darius Sinathrya, dan jadi session player pada penampilan lainnya. Saat ini Eza Somantri tengah dipercaya Puguh Kribo, Gitaris 6 Neck dan Founder Guitar Community of Indonesia (GCI) untuk memegang komunitas gitar GCI Tangerang.
Sementara itu, Shadiqa merupakan gitaris muda yang punya bakat menjanjikan. Walaupun ia fokus di perkuliahannya, tapi ia juga serius menekuni karir musiknya sebagai gitaris. Terbukti dengan prestasinya meraih The Best Guitaris di berbagai ajang kompetisi. Sayatan gitar Shadiqa memberi warna khas di setiap karya-karya yang dibuatnya.
Seperti dijelaskan Bima Wp, “Kami suka dengan musik rock. Di masa pandemi ini saya menemukan ide untuk berkolaborasi dengan Eza Somantri dan Shadiqa agar merilis karya yang berbeda dari karya-karya mereka sebelumnya.”